Rabu 22 Feb 2012 16:27 WIB

Napoleon Sempat Belajar Alquran

Red: Yeyen Rostiyani
Makam Napoleon Bonaparte di Les Invalides (ilustrasi).
Foto: wikipedia.com
Makam Napoleon Bonaparte di Les Invalides (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, -- Napoleon Bonaparte memang sang penakluk, sebelum ia dikalahkan secara menyakitkan oleh Inggris. Tak hanya Eropa, namun di Afrika pun jejak Napoleon terlihat.

Saat Napoleon ingin menaklukkan Mesir (sebelumnya ia berhasil merebut Malta), Napoleon bercita-cita ingin melakukan “pencerahan”. Sebagai penguasa de facto, ia pun mengumpulkan para tokoh lokal di masjid. Laman Napoleon.org menyebutkan pergolakan sempat terjadi pada masa awal penjajahan Napoleon, tepatnya di Kairo pada 21-22 Oktober 1798.       

Napoleon berusaha merebut hati para syekh untuk mendukung kekuasaannya di tanah Mesir. Laman napoleon.org juga menyebutkan, kedekatan sang kaisar dengan Islam ternyata terdokumentasikan dengan baik. Ia mengaku mengagumi Nabi Muhammad saw. Tak hanya itu, Napoleon konon mempelajari sungguh-sungguh sejumlah surat dalam Alquran.   

Namun, hal sama juga dilakukan Napoleon terhadap penganut Koptik dan Kristen Mesir. Konon, kedekatannya dengan Kristen adalah untuk alasan pragmatis yaitu meredam amuk massa. Disebutkan di laman tersebut, “ketidakpercayaannya pada konsep Trinitas menyebabkan ia mengadopsi monotheisme, yang tentu saja prinsip ini tidak jauh dari ajran Islam”.