REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kesehatan reproduksi bagi remaka akan dimasukkan dalam kurikulum pendidika nasional. Demikian diungkapkan Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sudibyo Alimoeso.
"Hal ini masih didalami oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," katanya di kantor BKKBN Jakarta, Rabu.
Sudibyo menjelaskan, pihak BKKBN hingga saat ini masih terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan hal tersebut.
"Masih terus kami koordinasikan, jikapun tidak masuk sebagai suatu mata pelajaran tersendiri kami harap kesehatan reproduksi remaja bisa terintegrasi ke dalam disiplin ilmu lainnya yang terkait," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya menilai perlu segera diimplementasilkannya kesehatan reproduksi remaja ke dalam kurikulum pendidikan nasional agar seluruh remaja di Indonesia bisa mendapatkan pendidikan mengenai hal tersebut sejak dini.
"Minimnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja bisa berpengaruh pada perilaku seks remaja pranikah," katanya.
Ia menjelaskan, pada saat ini banyak permasalahan remaja yang sangat kompleks dan mengkhawatirkan. "Berbagai data menunjukkan bahwa penerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belum sepenuhnya mereka dapatkan antara lain dalam hal pemberian informasi," katanya.
Hal itu, tambah Sudibyo dapat dilihat dari masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yaitu tentang masa subur dan lain sebagainya.