Kamis 23 Feb 2012 04:03 WIB

Pentaskan Ratusan Pertunjukan, Teater Koma Bisa Jadi Industri

Teater Koma
Foto: antarafoto.com
Teater Koma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Keberadaan  Teater Koma yang pada 1 Maret 2012 berusia 35 tahun berpotensi menjadi "teater company" pertama di Indonesia. "Teater Koma adalah teater keluarga pertama di Indonesia, karya-karya yang dipentaskan bisa dinikmati semua umur, kalaupun tidak, nantinya Teater Koma mungkin bisa membuat seksi-seksi seperti seksi teater remaja dan seksi teater anak," kata Radhar Panca Dahana, budayawan, pada jumpa pers pementasan ke-126 Teater Koma dengan lakon "Sie Jin Kwie di Negeri Sihir".

Aktris sekaligus pendiri dan manajer seni pentas Teater Koma, Ratna Riantiarno, mengatakan bahwa Teater Koma telah dinikmati oleh tiga generasi penonton setia. "Selama 35 tahun perjalanannya, penonton Teater Koma telah mencakup tiga generasi. Biasanya kalau ayahnya pernah menonton, mereka akan membawa anaknya, dan si anak nantinya akan membawa anaknya pula," kata dia.

Radhar mengaku kagum atas pencapaian Teater Koma selama lebih dari tiga dasawarsa tersebut.

"Teater Koma telah melakukan hal yang belum pernah dilakukan oleh grup teater lain. Dalam 35 tahun mereka telah mementaskan 126 pertunjukan. Jadi dalam setahun rata-rata mereka menampilkan empat pertunjukan," kata dia.

Ia menilai, kuantitas yang ditunjukkan Teater Koma membentuk kualitasnya sehingga menimbulkan reputasi yang baik.

"Teater Koma telah memberi contoh tentang dedikasi dan ketekunan berkiprah di dunia seni," kata dia.

Teater Koma adalah grup teater yang didirikan pada 1977 oleh 12 tokoh seni peran yaitu Nano Riantiarno, Ratna Riantiarno, Syaeful Anwar, Rudjito, Jajang Pamontjak C. Noer, Rima Melati, Titi Qadarsih, Otong Lenon, Cici Goenarwan, Jim Bary Aditya, Agung Dauhan, dan Zaenal Bungsu.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement