Rabu 22 Feb 2012 22:00 WIB

Si Hamil Jadi Kurir Narkoba untuk Tambah Penghasilan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Perempuan pengedar narkoba (ilustrasi).
Foto: yustisi.com
Perempuan pengedar narkoba (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wanita hamil, F (34), nekat menjadi kurir 544 gram heroin untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Sekali mengirim, dia mendapatkan keuntungan 500 dolar AS.

Jumlah itu berbanding jauh dengan harga heroin yang bernilai Rp 1 miliar. Namun demikian, dia tetap saja mau membawa paketan heroin tersebut.

"Motif ekonomi memang selalu ada di balik kenekatan menjadi pengedar narkoba," jelas Direktur Narkotika Alami Badan Narkotika Nasional (BNN), Sri Kuncoro Indro Pranoto, saat dihubungi, Rabu (22/2).

Keuntungan ekonomi dinilainya tidak seberapa, namun itu tetap harus dipenuhi. Biasanya, tuntutan gaya hidup membuatnya nekat untuk mendapatkan uang. Tujuannya untuk tetap tampil bergaya, tidak mau dibilang orang miskin, tidak mau dibilang ketinggalan zaman.

Selain itu, ada juga selain motif ekonomi. Wanita yang sudah hamil seperti F, dinilainya nekat menjadi kurir, karena terlanjur mencintai pria yang menghamilinya. Dia akhirnya mau melakukan apa saja sebagai bentuk cinta. "Dia diperdaya," kata Sri.

Oleh sebab itu, Sri mengimbau masyarakat agar berhati-hati bila ada pria tidak dikenal tiba-tiba mendekati seorang wanita. "Boleh saja mencintai, asalkan didasarkan akal sehat. Jangan sampai hanya karena cinta, tindakan kriminal yang sudah jelas-jelas tidak boleh dilakukan tetap saja dilakukan," saran dia.

F ditangkap Aparat Bea Cukai dan Penindakan Penyelundupan Hangzou, Cina, awal Februari lalu. dari tangannya disita 544 gram heroin senilai Rp 1 miliar yang dibawanya dari Kuala Lumpur, Malaysia. Aparat kemudian menyerahkan F kepada KBRI di Cina. Petugas BNN kemudian menjemputnya untuk menjalani proses hukum di Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement