REPUBLIKA.CO.ID, MANADO - Sekretaris Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Cepi Supriatna mengatakan, Sistem Komputer Haji Terpadu (Siskohat) perlu dievaluasi dan ditingkatkan perannya sehingga semakin memudahkan para calon haji dalam pendaftaran maupun kepastian keberangkatan ke Tanah Suci.
Cepi menyebutkan bahwa Sistem Komputer Haji Terpadu (Siskohat) selama 20 tahun telah banyak membantu proses penyelesaian setoran ke sejumlah bank penerima setoran. Selain itu juga mampu mengintegrasikan keakuratan data para calon jemaah haji. Kendati demikian, lanjut dia, sistemnya masih perlu dikembangkan lagi sehingga akurasi data dapat dijadikan pijakan pengambilan keputusan.
Di Kementerian Agama, struktur organisasi yang menangani Siskohat sudah diubah. Jika pada tahun lalu hanya dipimpin seorang kepala seksi, dewasa ini sudah dipimpin seorang kepala bagian. Karena itu ia berharap ke depan penanganan dan pengembangan Siskohat semakin baik.
BPS harus dijadikan sebagai mitra kerja, bukan sebagai bawahan sebab pelayanan haji merupakan bagian penting dari sejumlah program di Kemenag yang harus terus-menerus memperlihatkan kemajuan. Maju dalam segi pelayanan, bimbingan dan tentu dukungan teknologinya.
"Silahkan kembangkan dengan jaringan yang ada," kata Cepi Supriatna.
Cepi juga menjelaskan bahwa pihaknya masih menghadapi tantangan untuk menyelesaikan pengembalian dana BPIH. Pengembalian batal atau lunas BPIH belum mencapai target yang ditetapkan. Jika seseorang menarik dana atau batal menunaikan haji karena sesuatu hal, pengembaliannya masih tergolong lambat.
Untuk itu, peserta rapat dapat memberikan pelayanan masukan konstruktif melalui diskusi guna peningkatan percepatan mutu pelayanan kepada jemaah haji yang berbasis teknologi informasi.