Kamis 23 Feb 2012 08:26 WIB

AS, Kanada Hadiri 'Sahabat Suriah' , Rusia Keukeuh Ogah

Menlu AS, Hillary Clinton.
Foto: REUTERS/Yuri Gripas
Menlu AS, Hillary Clinton.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton akan mengambil bagian dalam Konferensi Sahabat Suriah yang dijadwalkan 24-25 Februari di Tunis, kata media lokal Rabu, mengutip pernyataan yang dikeluarkan Selasa oleh Departemen Luar Negeri AS.

Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird, juga akan berkunjung ke Tunis untuk menghadiri acara tersebut,kata laman Businessnews pada Rabu mengutip komunike urusan luar negeri Kanada.

Sementara itu dari Moskow Rusia sebelumnya menyatakan menolak undangan untuk ambil bagian dalam pertemuan kelompok 'Sahabat Suriah' yang dijadwalkan Jumat 24/2, kata Departemen Luar Negeri negara itu Selasa.

"Undangan untuk pertemuan kelompok 'Sahabat Suriah' di Tunisia itu telah diterima. Namun, ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban untuk mengartikulasikannya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Alexandr Lukashevich.

Dia menegaskan bahwa Rusia tidak melihat kemungkinan untuk berpartisipasi dalam pertemuan itu, karena Moskow belum mendapat informasi tentang agenda pertemuan dan pesertanya.

"Yang paling penting, tujuan sebenarnya pertemuan itu tidak jelas. Menurut laporan-laporan, kelompok-kelompok oposisi separatis telah diundang ke Tunisia, namun tidak ada perwakilan dari pihak pemerintah Suriah. Itu berarti, kepentingan mayoritas penduduk Suriah yang mendukung pemerintah tidak akan diwakili," kata Lukashevich.

Rusia percaya pertemuan itu tidak mungkin akan memfasilitasi dialog awal antar-Suriah mengenai cara untuk mengatasi krisis, kata jurubicara itu.

Lukashevich mengatakan bahwa Moskow memiliki kesan pertemuan 'Sahabat Suriah' menyerupai "Kelompok Kontak Libya," yang bertujuan mendukung hanya satu pihak konflik internal. "Menurut laporan, dokumen akhir dari pertemuan tersebut telah disusun oleh kelompok kecil negara, sementara peserta lain akan diminta hanya untuk menjadi stempel belaka," kata Lukashevich.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement