REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan rekannya Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad Rabu dengan tegas menentang campur-tangan asing dalam urusan dalam negeri Suriah, kata Kremlin.
Medvedev dan Ahmadinejad membahas "situasi dramatis" di Suriah dalam pembicaraan per telepon, di mana kedua presiden "mendesak penyelesaian krisis saat ini oleh rakyat Suriah hanya dengan menggunakan cara-cara damai dan tanpa campur-tangan asing," kata Kremlin dalam satu pernyataan.
"Para pihak sepakat bahwa tujuan utama hari ini adalah untuk mencegah perang saudara di negara itu, yang dapat mengacaukan situasi di seluruh kawasan," kata pernyataan itu.
Pada awal bulan ini Rusia dan China memveto resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Suriah yang meminta Presiden Bashar al-Assad untuk mundur. Tiga belas dari 15 anggota dewan keamanan memberikan suara mendukung resolusi untuk membantu menghentikan kekerasan di Suriah.
Tetapi Rusia mengatakan resolusi itu "tidak seimbang" dan mencerminkan "kecenderungan yang memprihatinkan kita: upaya untuk mengisolasi pimpinan Suriah, menolak setiap kontak dengan itu dan memaksakan rumus penyelesaian politik dari luar."
Suriah telah menjadi ajang aksi-aksi protes anti-pemerintah yang terus berlanjut hampir setahun. Menurut PBB, lebih dari 5.400 orang tewas dalam kerusuhan itu.
Namun pihak berwenang Suriah mengatakan bahwa lebih dari 2.000 tentara dan aparat penegak hukumnya tewas dalam bentrokan dengan gerilyawan bersenjata canggih.