REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Pasukan Suriah terus membombardir Kota Homs, Rabu (22/2) ditengah kemarahan internasional terhadap jumlah korban yang terus bertambah. Tekanan terus diberikan terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sebelum pertemuan pemimpin dunia, Jumat (24/2) dengan agenda krisis Suriah.
Dua hari lalu Komite Internasional Palang Merah Internasional menyeru gencatan demi mengalirkan bantuan pangan dan obat-obatan ke area sipil yang mulai mengalami krisis stok kebutuhan dasar. Namun otoritas Suriah mengabaikan dan berkomentar, Rabu (22/2) bahwa grup teroris dan yang dikenai sanksi sudah sewajarnya bertanggung jawab atas ketiadaan pasokan medis.
Di antara puluhan korban jiwa yang terbunuh pada R,mabu di Homs, pusat penentang pemerintahan Assad sekaligus target utama serangan militer berat selama tiga pekan adalah dua wartawan. Merekada adalah Marie Colvin dari Sunday Times, Inggris dan jurnalisfoto, Remi Ochlik dari Prancis
Keduanya, memasuki Suriah tanpa dokumen resmi, terbunuh. Sementara tiga wartawan lain dilaporkan terluka ketika hujan rudal menghantam rumah pada Rabu pagi, lokasi di mana mereka bekerja. Kematian itu terjadi setelah satu bulan lebih jurnalis Prancis, Gilles Jacquier meninggal juga akibat kekerasan di Homs.
Kutukan internasional terhadap insiden terkini kian mengarahkan perhatian dunia terhadap pertemuan grup Teman Suriah yang bakal digelar di Tunis, Tunisia, Jumat. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton, juga dijadwalkan hadir dalam sesi darurat bersama pemimpin Arab dan pejabat lain.