Jumat 24 Feb 2012 01:33 WIB

Suku Pakistan Protes Serangan Pesawat AS dan Pembakaran Al-Quran

pesawat tak berawak AS lencarkan serangan di pakistan
Foto: mitly
pesawat tak berawak AS lencarkan serangan di pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, MIRANSHAH -- Ketegangan antara Pakistan dan Amerika Serikat terus bergelora. Bulan lalu, Obama untuk pertama kalinya mengkonfirmasi bahwa pesawat-pesawat tak berawak Amerika menyerang gerilyawan Taliban dan Al-Qaida di wilayah Pakistan. Hingga kini serangan tersebut terus berlanjut.

Ratusan orang dari suku bersenjata Pakistan pun menggelar protes dengan melakukan pawai menentang serangan pesawat tak berawak AS di kawasan suku Pakistan dan menuntut kompensasi atas kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan.  

Lebih dari 2.000 orang suku berkumpul di kawasan pasar Miranshah dengan meneriakkan "Kematian bagi Amerika" dan "Hentikan serangan pesawat tak berawak di Pakistan" pada pawai itu, yang diadakan oleh Jamiat-e-Ulema Islam (JUI), partai Islamis terbesar di Pakistan, kata para saksi.

"PBB seharusnya memperhatikan serangan-serangan pesawat tak berawak Amerika," kata ulama Maulana Abul Rehman kepada massa pemrotes.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 670 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu. Pada 2009, 45 serangan semacam itu menewaskan 420 orang, menurut hitungan AFP.

Pada 2011, AFP mencatat 101 serangan rudal dilakukan AS di kawasan suku Pakistan.

Tidak hanya menuntut serangan dan ganti rugi, suku Pakistan juga mengutuk pembakaran Al-Quran di sebuah pangkalan AS di Afghanistan pekan ini.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement