REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Ketua Liga Arab Nabil Elaraby Kamis menunjuk pendahulu Ban, Kofi Annan, sebagai utusan khusus bersama mengenai krisis Suriah, kata Perserikatan Bangsa Bangsa.
Annan "akan memberikan jasa baik yang bertujuan untuk mengakhiri
semua kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dan mempromosikan solusi damai terhadap krisis Suriah," kata satu pernyataan PBB.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyatakan akan mengambil bagian dalam Konferensi Sahabat Suriah yang dijadwalkan 24-25 Februari di Tunis, kata media lokal Rabu, mengutip pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS.
Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird, juga akan berkunjung ke Tunis untuk menghadiri acara tersebut, kata laman Businessnews pada Rabu mengutip komunike urusan luar negeri Kanada.
Kendatipun demikian Rusia menyatakan menolak undangan untuk ambil bagian dalam pertemuan kelompok "Sahabat Suriah" yang dijadwalkan Jumat, kata Departemen Luar Negeri di Moskow Selasa lalu.
Moskow mengatakan undangan untuk pertemuan kelompok "Sahabat Suriah" di Tunisia telah diterima, namun ada banyak pertanyaan daripada jawaban untuk mengartikulasikannya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexandr Lukashevich menegaskan, bahwa Rusia tidak melihat kemungkinan untuk berpartisipasi dalam pertemuan itu, karena Moskow belum mendapat informasi tentang agenda pertemuan dan pesertanya.
Dia bahkan menilai tujuan pertemuan itu tidak jelas. Menurut laporan-laporan, kelompok-kelompok oposisi separatis telah diundang ke Tunisia, namun tidak ada perwakilan dari pihak pemerintah Suriah. Itu berarti, kepentingan mayoritas penduduk Suriah yang mendukung pemerintah tidak akan diwakili, kata Lukashevich.
Rusia berkeyakinan pertemuan itu tidak mungkin akan memfasilitasi dialog awal antar-Suriah mengenai cara untuk mengatasi krisis, kata jurubicara itu.
Dia bahkan mengatakan, Moskow memiliki kesan bahwa pertemuan "Sahabat Suriah" itu menyerupai "Kelompok Kontak Libya," yang bertujuan mendukung hanya satu pihak dalam konflik internal di sana.
"Menurut laporan, dokumen akhir pertemuan tersebut telah disusun oleh kelompok kecil negara, sementara peserta lain akan diminta hanya untuk menjadi stempel belaka," kata Lukashevich.
Dalam kesempatan lain, Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan rekannya Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad Rabu dengan tegas menentang campur-tangan asing dalam urusan dalam negeri Suriah, kata Kremlin.
Medvedev dan Ahmadinejad membahas "situasi dramatis" di Suriah dalam pembicaraan per telepon, di mana kedua presiden "mendesak penyelesaian krisis saat ini oleh rakyat Suriah hanya dengan menggunakan cara-cara damai dan tanpa campur-tangan asing," kata
satu pernyataan Kremlin.
"Para pihak sepakat bahwa tujuan utama saat ini adalah mencegah perang saudara di negara itu, yang dapat mengacaukan situasi di seluruh kawasan," kata pernyataan itu.