REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Maraknya tindak kekerasan seperti premanisme yang terjadi belakangan, menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, karena hilangnya ketegasan pemimpin instansi kepolisian saat ini. Karena itu, kata dia, upaya pemberantasan menjadi ‘melempem’.
Dengan begitu, ungkap dia, oknum-oknum preman yang ada menjadi semakin kuat. Sehingga tak aneh jika sejumlah kawasan strategis seperti daerah industri dan perusahaan-perusahaan menjadi kekuasaan oknum tersebut. “Karena Kapolrinya kurang tegas, jadinya preman semakin kuat dan marak,” ujarnya, Sabtu (25/2).
Bahkan, kata Pane, saat ini juga bermunculan organisasi-organisasi yang berkarakter sama dengan apa yang dilakukan preman. Selain Kapolri, menurut dia, tidak adanya konsep yang jelas dari Kepolda Metro Jaya juga memiliki andil dalam meningkatnya jumlah kekerasan.
Karena itu, kata dia, tak heran jika para preman dengan sewenang-wenang melancarkan aksi kekerasan di setiap tempat, seperti yang terjadi di RSPAD Gatot Soebroto beberapa waktu lalu. Menurut Pane, jika ketidaktegasan Kapolri dan tidak adanya konsep yang jelas dalam upaya pemberantasan premanisme, maka kasus serupa sangat tidak aneh akan terulang.