REPUBLIKA.CO.ID, Derajat perempuan selalu dipandang sebelah mata sebagian besar kalangan ortodok. Tapi, itu tak berlaku dalam kehidupan pejuang Muslimah Turki, Halide Edib Adivar.
Justru tekadnya meraih ilmu mampu membawanya mengenyam pendidikan di negara adidaya, Amerika Serikat. Tak pelak sosoknya pun dikenal sebagai profesor, penulis, nasionalis, dan feminis perempuan ternama bertaraf dunia.
Halide yang lahir di Istanbul, Turki ini menjadi perempuan pertama dari kalangan bangsawan Turki Utsmani yang mendapat pendidikan Barat. Ayahnya, Abdul Hamid, seorang sekretaris kerajaan di masa akhir kekhalifaan Utsmani. Dia sangat memerhatikan standar pendidikan Halide serta anak-anaknya yang lain. Seluruh keinginan mereka di jalur intelegensia sangat didukung penuh.
Sejak kecil Halide telah dicekoki berbagai ilmu pengetahuan dari seorang guru yang mengajar di kediamannya. Otaknya telah merekam kesusastraan Eropa dan Turki Utsmani. Dia juga belajar agama Islam, filsafat, sosiologi, dan bermain piano. Keterampilan bahasanya mencakup bahasa Inggris, Prancis, dan Arab.
Masuknya pemikiran Barat dimulai saat Halide belajar tentang Yunani dari tetangganya. Bahkan dia rajin mendatangi sekolah orang Yunani di Konstantinopel. Tapi, secara resmi dia mengecap pendidikan Barat saat masuk American College for Girls medio tahun 1893.
Ketertarikannya pada dunia sastra dibuktikan saat Halide berhasil menerjemahkan tulisan Jacob Abbot, Mother (1897). Berkat terjemahan ini, sultan menganugerahinya gelar Order of Charity (Nishan-i-Shafakat; Efkat Ni'an).
Semangat belajar Halide yang menggebu membuatnya memilih American College sebagai tempat belajarnya. Dia menempuh pendidikannya mulai tahun 1899 hingga tahun 1901. Usai lulus pun, ilmunya terus diasah. Atmosfer rumah sang ayah makin membentuknya sebagai salah satu intelektual muda terpandang. Dia menjadikannya pula sebagai pusat aktivitas intelektual.
Perjalanan hidup Halide nyatanya memberi kontribusi bagi seluruh kehidupan sosialnya. Saat menikahi pakar matematika dan astronom, Salih Zeki Bey, ketertarikannya menguat di bidang menulis. Meski telah dikaruniai dua orang anak, dia mampu berkarya.
Pada tahun 1908, Halide mendirikan lembaga Society for the Elevation of Women. Dia juga menerbitkan buku pertamanya, Seviye Talip, setahun kemudian. Sayangnya, di tengah eksistensi yang diraih, Halide memutuskan tali pernikahannya pada tahun 1910. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengajar sebuah sekolah menengah atas khusus perempuan.
Ambisi Halide untuk memperjuangkan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan menguat. Selain mengajarkan ilmu bahasa dan sains, dia mengembangkan kurikulum khusus bagi pengajaran remaja perempuan. Keterlibatannya di bidang pendidikan memotivasinya untuk melakukan langkah advokasi bagi pemberdayaan serta ketersediaan akses pendidikan bagi perempuan Turki.