REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Romahurmuziy mengatakan, sebaiknya lembaga survei tidak mengobarkan semangat sektarian. Karena tidak ada urusannya apa latar belakang ideologi sebuah partai dengan ketertarikan pemilih.
''Sehingga tidak perlu merendahkan Islam sebagai ideologi, sebagai hal yang diminati atau tidak,'' katanya ketika dihubungi, Selasa (28/2).
Sebelumnya, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) membuat Laporan Survei Persepsi dan Perilaku Pemilih terhadap Pemilu 2014 periode 22 Januari sampai 2 Februari 2012.
Salah satu hasil laporan itu menunjukan kalau kesukaan responden terhadap partai politik agama hanya 17,20 persen. Partai nasionalis lebih disukai dengan perolehan 27,92 persen. Sementara itu, koresponden yang memilih partai kerakyatan 17,20 persen, partai pendukung pemerintah 7,52 persen, dan partai oposisi 5,12 persen.
''Mengapa tidak pernah mengatakan, partai nasionalis semakin tidak diminati ketika PDI Perjuangan terjun bebas dari 33 persen di 1999 ke 18 persen di 2004. Jadi, sudahilah kebencian terhadap Islam, kecuali kalau memang latar belakangnya pemikiran sekular,'' papar Romi.
Menurut Romi, elektabilitas partai bergantung pada tiga hal. Yaitu kekuatan figurnya, kesolidan jaringan atau strukturnya, dan manuver atau programnya.
Sehingga, lanjut Ketua Komisi VI DPR tersebut, yang perlu dilakukan seluruh parpol yang elektabilitasnya turun adalah membenahi dan memperbarui ketiga faktor tadi. ''Tidak terkecuali partai Islam. Itulah kenapa PPP mencanangkan 2012 sebagai tahun kaderisasi, untuk memperkuat jaringan,'' jelasnya.