REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Walikota Surakarta Joko Widodo mengatakan Jakarta membutuhkan tindakan lapangan yang serius dan manajerial harian dari pemimpinnya guna mengatasi berbagai persoalan yang melanda wilayah ibu kota. "Maksimal pejabat itu berada di kantor satu jam, sisanya di lapangan, sehingga tahu masalah apa yang sedang terjadi dan segera diatasi," kata walikota yang akrab disapa Jokowi itu usai penganugerahan Charta Politika Award di Jakarta, Selasa (28/2) malam.
Jokowi mengatakan jika diselesaikan dengan kecepatan yang tinggi, masalah di Jakarta bisa rampung dalam kurun waktu 7-8 tahun mendatang. "Semua orang sudah tahu secara teori bagaimana menyelesaikan masalah macet, manajemen transportasi massal, serta penanganan banjir, namun yang perlu ditekankan adalah tindakan di lapangannya, yang didukung dengan manajemen harian yang ketat," kata Walikota Surakarta itu.
Namun, ketika ditanya kesediaannya mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta periode mendatang, Jokowi menampik hal itu. Ia memastikan dirinya tidak mendaftarkan diri sebagai calon gubernur ibu kota negara yang berpenduduk lebih dari 11 juta jiwa.
"Saya nggak daftar, jadi santai saja," katanya. Beberapa waktu lalu Jokowi mengatakan siap maju untuk bersaing sebagai DKI-1, jika diberi tugas oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang mengusungnya sebagai Walikota Surakarta.
Terkait dukungan masyarakat terhadapnya yang tercermin dari beberapa survei lembaga politik yang menempatkannya sebagai tokoh dengan tingkat elektabilitas yang cukup tinggi, Jokowi tidak menganggap hal itu sebagai suatu masalah. "Sering saya juga dikirimi hasil survei itu, tapi ya gimana orang saya tidak mendaftar apa-apa," kata Jokowi.
"Saya ini tidak mengejar jabatan, tadi saja saya katakan kalo saya tidak ada potongan jadi walikota, apalagi gubernur," katanya. Pilkada Jakarta akan digelar pada 11 Juli 2012 mendatang, hingga kini telah ada beberapa nama lain yang juga dijagokan akan menjadi Gubernur DKI Jakarta, antara lain Fauzi Bowo (incumbent), Tantowi Yahya, Nachrowi Ramli, Nono Sampono, Prijanto, Wanda Hamidah, Hendardji Supandji dan Faisal Basri.