REPUBLIKA.CO.ID,- Korea Utara, Rabu mengonfirmasikan pihaknya setuju satu moratorium uji coba nuklir dan rudal dan penghentian program pengayaan uraniumnya dengan imbalan bantuan pangan Amerika Serikat.
Korut mengatakan Washington telah menjanjikan 240.000 ton "bantuan nutrisi" dengan prospek bantuan pangan tambahan, dalam perundingan antara kedua pihak di Beijing pekan lalu, kata satu pernyataan di kantor berita resmi.
Pihak AS mengeluarkan satu pengumuman serupa di Washington. Korut mengatakan pihanya akan mengizinkan pengawas nuklir PBB , Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk memantau moratorium pengayaan uranium itu.
Korut mengatakan pihak AS mengusulkan perundigan bagi pencabutan sanksi-sanksi dan ketentuan tentang reaktor-reaktor air ringan untuk tenaga listrik sebagai satu prioritas, apabila perundingan penghentian program nuklir enam negara dimulai kembali.
Perundingan di Beijing itu bertujuan untuk membujuk Korut kembali ke perundingan enam negara yang macet sejak April 2009.
Program pengayaan uranium, pertama dihentikan November 2010 dapat memberikan Korut langkah kedua untuk membuat senjata-senjata atom selain program plutoniumnya yang sudah berjalan lama.
Korut "menyetujui satu moratorium uji coba muklir, peluncuran rudal jarak jauh dan kegiatan pengayaan uranium di Yongbyon dan mengizinkan IAEA memantau moratorium pengayaan uranium sementara dialog yang produktif dilanjutkan," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri kepada kantor berita resmi itu.
Pyongyang melakukan uji-uji coba nuklir tahun 2006 dan 2009 dan diperkirakan memiliki cukup plutonium untuk membuat enam sampai delapan senjata uklir, demikian AFP.