REPUBLIKA.CO.ID, “Proses kehamilan adalah bagian dari kehidupan perempuan. Namun, kehidupan perempuan tidak hanya terpaku pada fase tersebut,” papar Staf Ahli Khusus Sekretariat Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Dr Nafis Sadik.
Perempuan asal Pakistan ini memang bertanggungjawab dalam urusan penanganan serta pencegahan HIV/AIDS di kawasan Asia Pasifik. Urusan kesehatan memang akrab dengan lulusan kedokteran Dow Medical College, Karachi, Pakistan dan Johns Hopkins University ini.
Sadik juga berkutat sebagai Direktur Jenderal Pusat Badan Keluarga Berencana Pakistan. Keseharian Muslimah ini tak lepas dari kegiatan pengembangan, evaluasi serta pemrograman kesehatan serta perencanaan keluarga.
Kariernya di PBB dimulai sejak tahun 1971. Sadik tercatat sebagai perempuan pertama yang bisa menembus sistem birokrasi lembaga perdamaian dunia ini dengan penawaran program yang sepenuhnya dibiayai PBB. Kemudian dia ditunjuk sebagai sebagai salah satu Direktur Eksekutif Bidang Kesehatan PBB medio 1987-2000.
Di bawah kepemimpinannya, beberapa even internasional seperti International Conference on Population and Development (ICPD) sukses terlaksana di Kairo pada 1994. Berkat pendekatannya, 180 negara yang berpartisipasi di even tersebut setuju untuk diajak melaksanakan program sosialisasi kesehatan reproduksi, termasuk pula program pemberdayaan perempuan.
Dr Sadik populer di komunitas internasional sebagai sosok yang dinamis serta fokus pada isu kesehatan ibu dan anak. Dia juga memberikan advokasi pada bidang pendidikan pencegahan HIV/AIDS.
Berkat pengabdiannya, dia menerima beberapa penghargaan nasional serta internasional. Salah satunya anugerah Laureate di kategori individual UN Population Award 2001. Anugerah lainnya datang dari pemerintah Indonesia, Mesir, Cina, Pakistan, dan Amerika Serikat.
Dia juga ditunjuk sebagai dewan penasehat beberapa organisasi kesehatan di Pakistan dan internasional. Beberapa karya tulisnya tentang kesehatan reproduksi dan keluarga, populasi dan perkembangannya, isu perempuan, dan gender telah diterbitkan di berbagai media massa.
Meski berstatus warga negara Pakistan, kiprah Nafis Sadik membuatnya dikenal sebagai warga internasional terpandang. Isu kesehatan serta keluarga berencana yang seringkali tersisihkan coba ditelateni.
Dia menilai, grafik pertumbuhan penduduk dunia yang selalu naik belum diimbangi kesadaran masyarakat. Terutama mayoritas perempuan yang belum paham pentingnya menjaga kesehatan lingkungan serta dirinya.