Kamis 01 Mar 2012 20:20 WIB

MIPI: PNS tak Kompeten? Belum Tentu

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Dewi Mardiani
Pegawai Negeri Sipil/PNS (ilustrasi)
Foto: www.antaranews.com
Pegawai Negeri Sipil/PNS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistim rekruitmen Pegawai Negeri Sipil (PNS) sudah saatnya diubah. Sistim ini harus memedomani parameter-parameter yang lebih jelas dan mengedepankan semangat profesionalisme. Hal ini disampaikan Dewan Pembina Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), Mas'ud Said, Kamis (1/3).

Usulan itu disampaikan, menanggapi pernyataan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB), Azwar Abubakar terkait rendahnya kompetensi para PNS di birokrasi pemerintahan. Menurut Mas'ud, ia sebenarnya tak ingin menyepakati apa yang menjadi pernyataan Azwar Abubakar. Karena ia belum yakin pernyataan Menpan RB ini sudah didasari hasil analisis kerja.

Sepengetahuannya, analisis kerja ini belum dilakukan serentak di pemerintahan. Sementara untuk mengetahui kompetensi PNS ini Menpan RB harus membaca hasil analisis kerja ini. "Sehingga, Menpan RB jangan langsung menyampaikan angka 5 persen atau sekian persen," ungkapnya.

Menurut dia, kompetensi tidak bisa dilihat dari background (latar belakang). Kompetensi harus dilihat dari kapasitas dan hasil kerja (produknya). Terlepas dari permasalahan ini, Mas'ud sangat sepakat jika PNS harus ditingkatkan kemampuan dan kapasitasnya. Selain itu sistim rekruitmennya juga diubah dengan ukuran-ukuran standar dari parameter kompetensi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement