Jumat 02 Mar 2012 17:55 WIB

Produk Syariah Kian Digemari di Kanada

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Hafidz Muftisany
Komunitas Muslim di Kanada
Komunitas Muslim di Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Meningkatnya jumlah populasi muslim di Kanada berdampak pada meningkatnya permintaan pasar pada produk ekonomi syariah. Muslim di Kanada mulai beralih ke produk yang sesuai dengan prinsip Islam untuk pengelolaan dana pensiun dan investasi.

Seorang pensiunan ekonom Mohammad Khalid mengatakan muslim harus cermat dalam berinvestasi di sekuritas dan ekuitas. "Saya memilih produk syariah sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Saya tidak mau berkontribusi membiayai perusahaan yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan," ujarnya, Selasa (28/2).

Pembiayaan syariah di Kanada sebagian besar bergerak dibidang pertambangan, kehutanan dan teknologi. Bank dan institusi keuangan Islam tidak boleh menerima atau menyediakan dana bagi apapun yang melibatkan alkohol, perjudian, pornografi, tembakau, senjata dan daging babi.

Pembiayaan syariah di Kanada meliputi pembiayaan, rencana angsuran, pembelian bersama dan kesepakatan penjualan atau kemitraan. Investor memiliki hak untuk mengetahui bagaimana dana mereka digunakan. Sektor ini diawasi oleh lembaga pengawas yang setara dengan otoritas regulasi setempat.

Sistem syariah saat ini sudah diterapkan di 50 negara. Sistem syariah merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam industri finansial global.

"Yang saya tahu jumlah uang tunai di kalangan investor muslim cukup banyak dan mereka menunggu produk syariah yang sesuai," ujar Direktur perusahaan saham Amana Canada, Rehan Huda kepada CBC News, seperti dikutip dari laman onislam.

Menurut Huda, ke depannya produk syariah akan lebih bervariasi karena populasi muslim yang terus bertmbah. Dari 32,8 juta populasi Kanada, sekitar 2,8 persen beragama Islam. Islam adalah satu-satunya agama non-Kristen di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement