REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Di saat Milan mengejar gelar liga domestik dan melayangkan pandangan ke babak perempat final Liga Champions dengan keunggulan empat gol yang mereka raih atas Arsenal pada Selasa mendatang, rival sekota, Inter, hanya dapat berharap mampu meraih kemenangan atas Catania.
Penampilan sangat buruk yang berakibat tujuh kekalahan dan satu hasil imbang pada delapan pertandingan terakhir mereka, memberi tekanan besar pada pelatih Claudio Ranieri, di mana Inter tertinggal sembilan poin dari zona kualifikasi Liga Champions.
Jika Inter takluk dari Catania, maka kemenangan tersebut akan membuat Catania memiliki koleksi poin yang sama dengan pasukan Ranieri.
Meski demikian mantan pelatih Chelsea dan Valencia itu, yang pada tahun lalu mengundurkan diri dari Roma akibat serentetan hasil buruk, masih mendapat dukungan dari para pemainnya.
"Kami semua di belakang sang manajer," tegas penyerang Argentina, Diego Milito. "Kami tahu bahwa jika keadaan memburuk maka yang pertama harus membayarnya adalah pelatih - namun kami adalah satu kesatuan yang ada di lapangan dan kami telah mengecewakan."
Presiden Inter, Massimo Moratti, memiliki rekam jejak menarik terkait karir pelatih di Inter - di mana Ranieri merupakan pelatih keempat pada satu setengah tahun terakhir.
Kekalahan dari Catania dan tersingkir dari Liga Champions oleh Marseille - kecuali Inter dapat membalikkan kekalahan 0-1 pada pertandingan kedua - dapat mendorong Ranieri ke pintu keluar karena Moratti sudah tidak sabar lagi - seperti yang pernah dirasakan oleh Rafael Benitez, Leonardo, dan Gian Piero Gasperini.