REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Presiden AS Barack Obama akan bertemu dengan Presiden Israel Shimon Peres pada malam menjelang pembicaraan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang difokuskan pada masalah Iran. "Mereka akan bertemu secara singkat di balik panggung Komite Urusan Umum Amerika-Israel (AIPAC)," kata pejabat senior pemerintah yang meminta tidak disebut namanya mengacu pada pertemuan kuat lobi pro-Israel di Washington pada Ahad (4/3).
Obama dijadwalkan berpidato AIPAC pada pembukaan pertemuan itu sebelum bertemu dengan Netanyahu di Gedung Putih, Senin.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Peres, 88 tahun, mengatakan kepada New York Times bahwa Amerika Serikat harus menjelaskan kepada Iran bahwa "semua opsi ada di meja (perundingan)."
"Kami membutuhkan komitmen total dan jelas bahwa bencana Iran tidak akan menciptakan situasi yang tidak mungkin," kata Peres.
Tapi dia mengakui ada ketidaksepakatan di mana harus menarik garis merah yang akan memicu aksi militer untuk mengekang program nuklirnya Iran.
Obama pada Jumat memperingatkan mengenai serangan dini terhadap Irak, namun tampaknya menyetujui Israel mengatakan jika sanksi gagal untuk mengekang ambisi nuklir Teheran, aksi militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran seharusnya tidak dikesampingkan. "Saya berpikir pemerintah Israel memahami bahwa, sebagai presiden Amerika Serikat, saya tidak menggertak," kata Obama kepada majalah Atlantic Monthly dalam sambutannya yang dipublikasikan Jumat.
"Saya juga tidak, sebagai masalah kebijakan yang sehat, menggembar-gemborkan apa yang kita maksudkan. Tetapi saya rasa baik pemerintah Iran dan Israel mengakui bahwa Amerika Serikat mengatakan hal itu tidak bisa diterima bagi Iran untuk memiliki senjata nuklir, kita mengerti apa yang kita katakan."