REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA – Agensi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang bertanggung jawab atas program serta riset bagi ruang angkasa, National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengaku di-hack sebanyak 13 kali dalam setahun.
Inspektur Jenderal NASA Paul Martin menuturkan, hacker yang berhasil masuk dalam jaringan sistem telekomunikasi NASA ini berhasil melakukan pencurian data karyawan dan mengakses Mission - Critical, proyek yang dapat membahayakan keamanan nasional AS.
“Beberapa sistem informasi NASA yang sensitif ini, jika hilang atau dicuri bisa mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan, mempengaruhi keamanan nasional, atau secara signifikan mengganggu keunggulan kompetitif teknologi AS,” ujar Martin, seperti dikutip Reuters, Jumat (2/3).
Para hacker ini, yang ditemukan bulan November lalu, diperkirakan bekerja melalui alamat IP Cina dan berhasil masuk ke dalam jaringan Jet Propulsion Laboratory milik NASA.
Tak tanggung-tanggung, menurut Martin, para hacker ini memperoleh akses sistem yang lengkap, yang memungkinkan mereka untuk memodifikasi, menyalin, atau menghapus file sensitif. “Mereka juga dapat membuat akun pengguna untuk sistem Mission – Critical JPL serta memodifikasi sistem log untuk menyembunyikan tindakan mereka,” kata Martin.