REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -— Sayang binatang membuat Sabiq -- seorang pria di Abu Dhabi -- terjerat utang. Betapa tidak. Setiap hari, Sabiq harus memberi makan sekitar 425 ekor kucing liar. Ia pun berutang melalui kartu kredit, pinjaman bank, pinjaman pabrik makanan. Akibatnya, ia terlilit utang dan mengalami masalah keuangan. Bahkan, ia tak bisa menemui anaknya karena tak memiliki tiket pulang ke India.
“Istri saya bertanya tentang situasi keuangan saya. Dia tahu saya memberi makan kucing, tetapi dia tidak tahu aku menghabiskan seluruh gajiku untuk memberi makan kucing-kucing liar itu. Saya mungkin akan kehilangan pekerjaan jika perusahaan tahu saya banyak berutang,” katanya kepada laman Emirates.
Tapi tetap saja, Sadiq terus memberi makan kucing. Tahun lalu, pemerintah Abu Dhabi membuat penampungan kucing, namun tak mampu menampung semua kucing-kucing itu. “Jika saya berhenti memberi makan, kucing-kucing itu akan mati. “Sekarang jumlahnya hanya 425, seharusnya bisa lebih dari itu,” katanya.
Sadiq mengaku tidak membayangkan jika ia tak memberi makan kucing-kucing bahkan untuk satu hari. Namun, kecintaannya terhadap kucing itu mulai menuai dampak. Utangnya membengkak dan keluarganya di India curiga kemana dia menghabiskan seluruh gajinya.
“Saya juga punya 14 kucing di rumah saya,'' katanya. Sabiq menghabiskan lebih dari 70 persen gajinya untuk memberi makan kucing-kucing liar itu. Ada beberapa orang yang membantu Sabiq, namun tak bisa melepaskan akan menghindarkannya dari utang yang lebih banyak lagi.
Marion Koot, perawatan pengambil hewan Belanda di Abu Dhabi telah berinisiatif mencoba mencari sumber dana untuk Sadiq. "Ini akan memungkinkan Sadiq untuk melepaskan utangnya. Tapi sangat sulit untuk mencari sponsor yang cukup untuk menutupi biaya," katanya.