REPUBLIKA.CO.ID, SOMALIA -- Gerilyawan Al-Shebaab menyerang tentara di wilayah Puntland, Somalia. Akibatnya serangan itu, sembilan orang tewas, Sabtu (3/3), seperti dipantau Antara, Ahad (4/3). Menurut pejabat setempat, serangan ini menjadi penanda meningkatnya gerakan kelompok garis keras di daerah itu.
Al Shebaab, pekan lalu, berjanji akan meningkatkan aksi di daerah Puntland, Somalia utara, yaitu satu daerah yang kini terhindar dari konflik Somalia yang terburuk. Janji itu disampaikan, setelah pihaknya merangkul satu kelompok gerilyawan lain di sana.
Aliansi baru itu bisa menjadi pukulan bagi pasukan internasional dari Uni Afrika, Kenya, dan Ethiopia yang berhasil mengusir gerakan yang didukung Al-Qaidah di daerah-daerah lain negara Tanduk Afrika itu. Al Shebaab mengatakan, pihaknya ingin menguasai Puntland dan membatalkan izin bagi perusahaan-perusahaan minyak dan gas Barat yang beroperasi di daerah itu.
Al Shebaab mengemukakan kepada Reuters, mereka menyerang satu pos pemeriksaan yang dijaga tentara pemerintah semi-otomoni Puntland, Jumat malam dan pertempuran berlangsung sampai Sabtu. "Kami terlebih dulu menyerang pos pemeriksaan mereka dekat Bosasso Jumat malam. Kemudian Sabtu pagi mereka menyerang kami di Baliqadar, 40 km sebelah timur Bosasso. Kami juga membakar tiga kendaraan mereka dengan menggunakan bom," kata juru bicara militer kelompok itu Sheikh Abdiasis Abu Musab.