REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anak yang lolos seleksi timnas U-12 bakal diterbangkan ke Osaka, Jepang untuk mengikuti pelatihan dan sejumlah pertandingan. Namun, dalam kesempatan itu mereka tidak ditargetkan untuk menang dan meraih gelar juara.
Hal itu seperti diutarakan Manajer timnas U-12, Zuchli Imran Putra kepada Republika, Selasa (6/3). Menurut dia, sejumlah anak yang akan diterbangkan ke Jepang, tidak difokuskan untuk menjalani pertandingan secara formal. Anak-anak itu nantinya bakal dikonsentrasikan untuk mengikuti program pelatihan.
Meski ada pertandingan, namun tidak ditargetkan menjadi juara. "Pertandingan itu bukan untuk gelar, ataupun piala," kata Zuchli, seusai penyeleksian timnas U-12 di Lapangan C, Senayan, Jakarta.
Menurut dia, penyeleksian skuat Garuda muda ini merupakan satu bentuk dari program FIFA. Sebagai negara yang terdaftar mempunyai timnas sepakbola, PSSI berpartisipasi agar sepakbola Tanah Air masih diakui di kancah dunia.
Saat ini, pihaknya telah memilih sebanyak 48 anak yang berkompeten untuk memperkuat timnas U-12. Namun dari jumlah itu, pihaknya masih akan menyeleksi sekitar 30 anak yang akan menjalani pemusatan latihan. Namun seleksi itu tidak melalui unjuk kemampuan, melainkan lewat psikotes, kesehatan, dan data-data kependudukan.
Proses penyeleksian akan kembali dilakukan pada 26 Maret mendatang. Bagi mereka yang tidak lolos test kesehatan maupun psikotest mereka bakal dicoret dari daftar pemain. Kemudian, bagi anak yang terdaftar mempunyai umur di atas 12 tahun, mereka juga bakal dihapus, namun berkesempatan mengikuti timnas U-14.
Selanjutnya, kata Zuchli, dari 30 anak itu, nantinya PSSI bakal kembali menyaring sekitar 18 anak yang bakal mengikuti pertandingan dan pelatihan di Jepang. "Jumlah ini yang bakal menjadi skuat utama timnas U-12," ujarnya.
Dalam proses penyeleksian ini, PSSI mengikutsertakan Universitas Negeri jakarta (UNJ) sebagai panitia dan tim penyeleksi yang beranggotakan sepuluh orang. Jumlah itu juga diisi di antaranya pelatih timnas U-12 Indra Syafrie, koordinator Hadi Rahmadani, dan delapan pelatih.