REPUBLIKA.CO.ID, SAPARUA -- Satu warga dinyatakan tewas dan empat lainnya terluka dalam bentrokan baru antarwarga negeri Porti-Haria, kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah sejak Rabu, (7/3).
"Bentrokan ini dipicu aksi penembakan terhadap sebuah mobil angkot jurusan Kota Saparua dan menyebabkan seorang ibu rumah tangga terluka di bagian punggungnya," kata Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Johanes Huwae di Ambon, Kamis.
Penembakan mobil angkot oleh orang tak dikenal (OTK) ini terjadi Rabu (7/3) dan memancing konsentrasi massa dua negeri bertetangga ini hingga berlanjut dengan aksi bentrok yang menggunakan senjata tajam, senjata rakitan dan bom rakitan.
Menurut Kabid Humas, korban luka-luka saat ini sedang menjalani perawatan medis di RSUD Saparua.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suharsono dan Kapolda Maluku, Brigjen Polisi Syarief Gunawan langsung melakukan kunjungan mendadak ke Pulau Saparua untuk berupaya meredam ketegangan antarwarga.
"Polsek Saparua telah memberikan laporan situasi terkini di Saparua dan sedang mempersiapkan penjemputan Gubernur, Pangdam dan Kapolda," kata Huwae.
Akibat terjadinya bentrokan antarwarga Poro dan Haria berulang kali, warga negeri lainnya yang berada di Kecamatan Saparua minta kapal cepat yang melayari ruta Pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah untuk tidak bersandar di Pelabuhan Haria.
Apalagi beberapa hari lalu, aparat keamanan menahan seorang pemuda asal Pulau Ambon yang menumpang kapal cepat karena kedapatan membawa sejumlah amunisi dan magazen yang diduga akan digunakan saat terjadi bentrok antarwarga Porto-Haria.
Sebelumnya, segerombolan OTK bersenjata dari Gunung Karbouw di Pulau Saparua juga berupaya mengganggu aparat Brimob yang sedang menjaga keamanan di perbatasan dua wilayah tersebut.