REPUBLIKA.CO.ID, Ini bukan berita baru bahwa bisnis fashion lebih suka model kurus dalam iklannya. Namun beberapa model menjadi anoreksia, dan bahwa wanita-wanita tanpa tengkorak tipis justru memiliki perasaan negatif tentang tubuh gara-gara iklan tersebut, demikianlah bunyi penelitian terbaru
Ada proses yang tidak kentara namun terjadi, yakni proses yang mempengaruhi pandangan orang hingga ke industri. Atau pertanyaan besarnya, jangan-jangan prosesi itu telah tertanam ke industri.
Anda dapat menelusuri sejarah ketipisan dalam model fashion kembali ke Twiggy pada tahun 1960-an., Namun baru pada tahun 1980 desainer mulai mendukung model ultra-tipis dengan sungguh-sungguh. Kate Moss untuk Calvin Klein adalah titik-titik kritis:
Bentuk tubuhnya yang seperti anak kurus kurang gizi langsung menjadi standar bobot badan baru bagi model-model sesudahnya, yang di bawah dari berat badan rata-rata wanita dewasa. Sejak saat itu Kelin memfavoritkan Moss dan model ultra tipis lain dalam iklan.
Hari ini, beberapa editor iklan dan majalah harus 'mengedit kembali' lemak ke tubuh model dalam Photoshop. Seorang fotografe dan pengarah gaya fesyen pernah mengatakan bahwa kini tidak biasa bagi model "ukuran plus" untuk muncul lebih tipis. Karena itu model kurus lebih disukai karena sebaliknya mereka bisa disumpal dengan bantalan agar lebih berisi.
Di Eropa, pemerintah telah melarang citra iklan yang menampilkan perempuan sangat tipis.
Masalah ini menjadi berita utama lagi awal pekan ini ketika editor Model PLUS mengeluh bahwa mantan plus-size model Renn Kristal jauh lebih kurus dari ukuran 16 ke ukuran model setelah ia muncul dalam edisi pakaian renang Sports Illustrated. Renn hingga berjuang dengan sindrom gangguan makan.