Jumat 09 Mar 2012 13:58 WIB

Empat Jenderal Suriah Mengundurkan Diri dan Bergabung ke Oposisi

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Hazliansyah
Pasukan pemberontak Suriah berjalan di sebuah kawasan di Idlib, Suriah, Kamis (9/2).
Foto: AP
Pasukan pemberontak Suriah berjalan di sebuah kawasan di Idlib, Suriah, Kamis (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok oposisi di Suriah menyatakan empat perwira tinggi telah membelot dari angkatan bersenjata Suriah dan bergabung dengan kelompok oposisi.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Letnan Khaled al-Hamoud mengatakan keempatnya melarikan diri selama tiga hari terakhir ke kamp tentara Suriah di selatan Turki. Dalam sambungan telepon kepada Reuters saat berada di Turki, menurutnya pengunduran diri tersebut membuat jumlah jenderal yang mengundurkan diri menjadi tujuh orang.

"Kami memiliki enam brigadir jenderal yang kini berada di Turki. Mereka berada di sana untuk memimpin beberapa batalyon di dalam wilayah Suriah," kata Hamoud, Jumat (9/3). FSA berencana membentuk dewan penasehat untuk menampung para jenderal yang mengundurkan diri. Dewan ini juga akan merencanakan operasi bagi FSA.

Juru Bicara Dewan Tertinggi Militer Suriah yang berbasis di Paris Fahad al-Masri, empat pembelot terakhir masih di bawah pengamatan otoritas Turki dan nama mereka belum bisa dirilis.

Kelompok oposisi sendiri prihatin atas keselamatan keluarga jenderal tersebut yang masih berada di Suriah. Mereka mengatakan pasukan Suriah telah menahan keluarga Brigjen Faez Amro yang melarikan diri ke Turki bulan lalu. Ada juga laporan yang menyebutkan beberapa kerabat perwira tersebut dibunuh.

Pengunduran diri para jenderal ini menyoroti ketegangan dengan pasukan pemberontak. Hamoud mengatakan para jenderal akan menjadi penasehat FSA yang kini dipimpin oleh oleh pendirinya, Kolonel Riad al-Asaad. Tapi juru bicara lainnya Fahad al-Masri mengatakan mereka akan bergabung dengan Dewan Militer Syekh.

Pasukan oposisi yang kini berjumlah 20 ribu berhadapan dengan pasukan militer pemerintah yang berjumlah 300 ribu yang dilengkapi dengan tank dan senjata berat.

Pemberontakan di Suriah yang dimulai dengan protes damai Maret lalu telah berubah menjadi aksi berdarah karena oposisi mulai menggunakan senjata untuk melawan tindakan keras aparat keamanan. Assad mengatakan kekuatan asing berada di balik kekuatan oposisi.

Petinggi pasukan oposisi yang masih berada di Suriah adalah Brigadir Jenderal Adnan Farzat yang mengumumkan pembelotan di sebuah video di YouTube. Farzat akan beroperasi di Homs yang telah hancur akibat pemberontakan terhadap keluarga Assad.

Dalam sebuah video yang diposting ke YouTube Rabu malam, seorang pria yang mengaku sebagai Wakil Menteri Minyak Suriah Abdo Husameddine juga mengundurkan diri. "Saya tidak ingin menghabiskan hidup saya melayani rezim jahat ini," ujarnya dalam video tersebut. Video ini belum diverifikasi. Ia juga mengatakan dirinya akan bergabung dengan perjuangan kaum oposisi yang bermartabat. 

Husameddine (48 tahun) merupakan pejabat senior di Suriah yang terang-terangan membelot dari Assad. Pengunduran diri tersebut muncul setelah mantan Sekjen PBB Kofi Annan akan melakukan kunjungan ke Suriah Sabtu (10/3) untuk mencoba  menengahi konflik. Ia merupakan utusan khusus PBB dan Liga Arab.

sumber : Ap/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement