REPUBLIKA.CO.ID, Jayapura -- Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (KOMNAS HAM) Papua, dalam waktu dekat, mengirim tim investigasi ke Ilaga, Kabupaten Puncak guna menghimpun fakta terkait konflik pemilihan kepala daerah yang telah merenggut puluhan nyawa dan harta benda.
"Kami (Komnas HAM Papua) akan turunkan satu tim investigasi ke Kabupaten Puncak dalam tahun ini juga," kata Wakil Ketua Komnas HAM Papua, Mathius Murib, di Jayapura, Papua, Jumat (9/3).
Menurut dia, pihaknya telah menerima sejumlah pengaduan terkait konflik pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Puncak. Laporan terakhir yang diterima pihaknya menyebutkan, korban meninggal dunia 98 orang, 74 di antaranya saat konflik terjadi pada Juli tahun lalu dan 24 orang meninggal di tempat pengungsian.
"Kami telah menerima laporan dari empat kelompok, ada dari mahasiswa, KPU, DPRP, dan masyarakat terkait konflik pilkada Puncak," kata Murib.
Dia lebih lanjut mengatakan, dari hasil investigasi timnya akan didapat sejumlah fakta-fakta yang riil, terutama hilangnya nyawa manusia yang tidak berdosa karena kepentingan politik. Pihaknya mengaku akan bekerja sesuai dengan laporan yang diterima. "Hasil investigasi dari Komnas HAM akan terlihat dengan jelas, siapa yang paling bertanggungjawab dalam masalah ini," tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyesalkan konflik Pilkada di kabupaten yang baru dimekarkan pada 2008 silam dari kabupaten induk, Puncak Jaya bisa terjadi.
Menurutnya, peristiwa tersebut bisa dijadikan bahan referensi atau pembelajaran demokrasi bagi masyarakat Papua dalam hal berdemokrasi, serta pemerintah.
"Apa yang terjadi di Ilaga Kabupaten Puncak, sangat kami sesalkan. Ini juga pembelajaran demokrasi yang bagi masyarakat Papua," ujarnya