REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survey Indonesia (LSI) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah orang yang paling disalahkan terkait dengan kebijakan kenaikan BBM. Survei LSI menunjukkan 34,06 persen dari 440 responden di seluruh Indonesia menyalahkan SBY. Sejumlah 30,79 persen menyalahkan DPR. Sejumlah 17, 71 persen menyalahkan Menteri ESDM, Jero Wacik.
"Penolakan ini bukti bahwa kebijakan itu tidak populer," jelas Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, di Jakarta, Ahad (11/3). Dari angka pemilih presiden, sejumlah 85,17 persen pemilih SBY menolak kebijakan itu. Sejumlah 92,59 persen pemilih megawati dan Prabowo, dan 80,77 persen pemilih JK-Wiranto, juga melakukan hal sama.
Dari sebelumnya, survei LSI pada Agustus 2005 menunjukkan 82,3 persen menolak kebijakan tersebut. Survey Mei 2008 dengan angka 75,1 persen, dan Maret 2012 sebesar 86,6 persen, juga menolak kebijakan itu. "Angka penolakan sangat tinggi," jelas Adjie.