Selasa 13 Mar 2012 02:04 WIB

Asal Mau Kerja Keras, Bisnis MLM Cukup Menjanjikan

Multi Level Marketing, ilustrasi
Multi Level Marketing, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Bisnis berbasis "Multilevel Marketing" (MLM) atau sistem penjualan langsung pada 2012 ini masih terlihat cerah dan tetap menawarkan keuntungan jika digarap dengan serius.

Menurut Lintang Kirana Sari, konsultan kecantikan Oriflame Indonesia, sampai saat ini bisnis MLM masih dianggap "miring" oleh sebagian kalangan karena dianggap yang bergabung terlebih dahulu banyak diuntungkan. Namun, Lintang menepis anggapan yang berkembang di masyarakat tersebut. "Padahal, kesempatannya sama. Bisa saja yang baru bergabung bonusnya lebih besar dari yang senior. Tergantung kerja atau 'nggak', ini bedanya dengan 'money game'," papar Lintang.

Ibu dari tiga putra ini bergabung dengan bisnis MLM berbasis jaringan ini sejak 2009. Awalnya sempat tidak aktif, namun setelah melihat bonus yang diterima teman yang dulu mengajaknya cukup besar, akhirnya Lintang kembali bersemangat. "Saya sadar, ini bisnis serius," kata dia.

Lintang berpendapat bisnis MLM pada dasarnya sama dengan pemasaran produk biasa. Bedanya, karena pemasaran MLM langsung ke konsumen jadi tidak ada biaya yang dibebankan.

"Seberapa banyak penjualan yang kita capai, sebanyak itulah komisi yang masuk ke rekening kita," ujarnya.

Meski enggan menyebutkan berapa komisi yang telah diraihnya, Lintang mencontohkan rekannya yang baru tiga tahun menekuni bisnis MLM ini sudah menuai komisi hingga Rp 20 juta per bulan, dan itu belum termasuk bonus yang lain.

"Alhamdulillah, yang saya dapat melebihi gaji waktu kerja dulu. Buat kami sebagai ibu rumah tangga lebih dari cukup,? ungkap Lintang. Yang membuat Lintang makin bersemangat, bisnis yang dijalaninya ini bisa diwariskan tanpa harus mengulang level dari awal.

Untuk itu, ia memberikan kiat sukses dalam berbisnis MLM, yaitu kerja keras dan selalu memandang calon pembeli atau anggota baru memiliki potensi yang sama, yaitu tidak didasarkan pada latar belakang pendidikan dan ekonominya.

Saat ini jumlah perusahaan berbasis MLM di Indonesia mencapai 300 perusahaan, dan yang telah memiliki Surat Izin Penjualan Langsung (SIUPL) sampai akhir tahun 2011 sekitar 120 perusahaan.

Berdasarkan data Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), pada 2009 omzet bisnis MLM mencapai Rp 7,6 triliun atau mengalami pertumbuhan 5-10 persen per tahun.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement