Selasa 13 Mar 2012 16:03 WIB

Bila Timor Leste Memburuk Pascapemilu, KBRI Sudah Siapkan Evakuasi

Timor Leste
Foto: webgambar.blogspot.com
Timor Leste

REPUBLIKA.CO.ID,DILI - Jumlah WNI yang ada di Timor Leste, menurut Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Timor Leste, Eddy Setyabudi, mencapai 5.774 jiwa hingga posisi Januari 2012, termasuk di antaranya 850 balita, 14 bidan serta 493 orang yang menikah dengan warga Timor Leste.

Sementara, WNI yang menyebar di berbagai distrik yang ada di Timor Leste diperkirakan mencapai sekitar 400 jiwa. WNI yang ada di distrik-distrik tersebut tidak masuk dalam pendataan KBRI.

Eddy Setyabudi mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada WNI yang ada di Kota Dili dan sekitarnya tentang kemungkinan gangguan keamanan menjelang pemilu presiden di negara tersebut. "Sejak Januari, kami terus melakukan sosialisasi kepada WNI. Kami sampaikan bahwa jika 'hujan' turun di Timor Leste, sudah ada tempat berlindung yang disiapkan KBRI untuk WNI sambil menunggu penanganan lebih lanjut," katanya.

"Kami (KBRI) ibarat nakhkoda kapal. Jika kapal mau tenggelam maka kami harus selamatkan penumpang terlebih dahulu sebelum kami meninggalkan kapal. Jangan penumpang sedang sibuk mencari sekoci, nakhkoda kapal sudah santai di pelabuhan," katanya menambahkan.

Ia mengatakan KBRI sudah menyiapkan Pelabuhan Pertamina Dili sebagi lokasi penampungan sementara. Persiapan juga termasuk langkah evakuasi WNI jika situasi memburuk pascapemilu presiden di Timor Leste.

Akses lain yang disiapkan untuk evakuasi WNI, yakni melalui Bandara Nicolao Lobato Dili dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI, serta beberapa titik di setiap distrik yang ada di Timor Leste. Meskipun selama masa kampanye pemilu presiden berlangsung aman, tercatat beberapa insiden yang terjadi di Kota Dili seperti pelemparan bom molotov terhadap dua kantor penyelenggara Pemilu Timor Leste pada 20 Februari, yakni kantor Komisi Pemilihan Nasional (National Election Commission-CNE) dan The Technical Secretariat for the Administration of Election-STAE).

Mario Vieira mengatakan insiden tersebut merupakan hal biasa seperti biasa terjadi di Indonesia dan beberapa negara lainnya, bukan sebuah aksi pemberontakan yang menimbulkan instabilitas negara.

"Guncangan semacam itu, biasa terjadi karena orang tidak merasa puas dan lain-lain. Atas dasar itu, saya optimistis pemilu presiden di Timor Leste akan berlangsung aman dan damai serta tidak membawa dampak negatif berupa eksodus seperti yang dikhawatirkan banyak kalangan di Indonesia," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement