REPUBLIKA.CO.ID,Setiap hari, tak kurang dari setengah juta warga Turki berkunjung ke Pasar Kapali Carsi ini. Tak aneh bila turis asing lantas berkomentar, Kapali Carsi adalah kota dalam kota. ''Pasar ini selalu dibanjiri pengunjung sepanjang waktu,'' tulis Mark Twain pada 1869 dalam sebuah bukunya The Innocents Abroad. Bila Anda ingin memahami kehidupan masyarakat Turki, datanglah ke Pasar Kapali Carsi. Pasar ini adalah miniatur dari kehidupan rakyat Turki.
Setelah puas mengunjungi berbagai pusat perbelanjaan yang ada di Istambul, kini giliran Anda menikmati bangunan-bangunan kuno yang menjadi kebanggaan rakyat Turki. Tiga bangunan kuno yang paling dibanggakan penduduk Istambul: Istana Topkapi, Museum Aya Sofia dan Masjid Biru. Ketiga bangunan megah itu bisa dicapai dengan jalan kaki. Istana Topkapi merupakan kediaman sultan-sultan Turki selama tiga abad hingga 1839.
Setelah Sultan Mahmud II meninggal, penguasa yang menggantikannya lebih memilih tinggal dalam beberapa istana gaya Eropa, seperti Istana Dolmabahce dan Ciragan yang dibangun di tepi Sungai Bosphorus. Kini Topkapi, selain difungsikan sebagai museum, juga dimanfaatkan buat pertunjukan opera setiap musim panas selama berlangsungnya Festival Internasional Istambul. Di sekitar Istana Topkapi, yang dikelilingi empat taman yang rindang, juga dibangun berbagai bangunan pelengkap, seperti paviliun, dapur, ruang pertemuan dan barak militer. Dan bagian terpenting dari komplek itu adalah Hareem. Di bangunan yang berbentuk apartemen inilah, isteri-isteri, selir-selir dan ibu para sultan Turki, bertempat tinggal.
Bangunan penting lain dari Istana, adalah ruang penyimpanan barang-barang berharga para sultan Usmani. Berbagai barang langka dan tentu saja mahal itu, kini dipamerkan untuk umum, antara lain berbagai bentuk perhiasan yang terbuat dari emas, zamrud, ruby (batu merah delima) dan jade (batu berwarna lumut). Selain iitu juga dipamerkan di situ beberapa perabot rumah tangga istana, seperti sendok, gelas dan piring yang terbuat dari emas. Beberapa langkah dari Topkapi, Anda akan segera tiba di halaman museum Aya Sofia, yang dibangun lebih dari 1000 tahun lalu. Meskipun telah direnovasi beberapa kali, termasuk penambahan pilar penyangga kubah, namun bangunan kuno itu masih menampakkan keindahan dan keaslian arsitektur pada masanya.
Tidak jauh dari museum itu, terdapat Masjid Biru. Meski disebut masjid biru, namun dari luar tidak ada yang menunjukkan dominasi warna biru itu. Ia dinamai begitu, lantaran dekorasi interior masjid didominasi oleh ubin lukisan tangan warna dasar biru dari Iznik, pusat asal produksi keramik di Turki. Masjid yang terletak tidak jauh dari museum Aya Sofia itu, dibangun oleh Sultan Ahmad II (1603-1617). Karena itu Masjid Biru itu juga dikenal dengan nama pendirinya, Sultan Ahmad II memaksudkan pendirian masjid itu untuk menyaingi bangunan gereja di sebelahnya. Karena itu ada kemiripan antara disain bangunan Aya Sofia dengan Masjid Biru. Enam menara yang terdapat di masjid itu juga mengikuit menara yang ada di gereja. Sementara kebanyakan menara yang ada di masjid-masjid Turki hanya berjumlah empat.
Yang juga sangat mengesankan selama berkunjung ke Turki, bila Anda berlayar di Selatn Bosphorus. Dalam beberapa waktu, Anda bisa bolak-balik antara Benua Eropa dan Asia. Sayangnya untuk mendapatkan tiket feri, Anda harus antre cukup panjang. Sebab penduduk setempat juga suka menikmati jalan air, apalagi pada hari-hari libur. Hanya dengan kocek 50 sen AS, Anda sudah bisa menikmati pelayaran dari Istambul, menuju sebuah distrik pada penduduk di belahan Asia. n