REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai rencana pemerintah untuk menyatukan tiga zona waktu tidak masalah buat aktifitas ibadah.
Waktu untuk beribadah sholat lima waktu maupun puasa, menurut MUI, tidak akan terganggu. ''Untuk sholat akan tetap dengan waktu yang ada di daerah tersebut. Mungkin hanya tinggal jam-nya saja yang berubah,'' kata Ketua MUI, Ma'ruf Amin, ketika dijumpai wartawan di Jakarta, Selasa (13/3).
Pernyataan Ma'ruf ini disampaikan terkait dengan adanya rencana pemerintah untuk melakukan penghematan secara ekonomi jika dilakukan penyatuan tiga zona waktu di Indonesia.
Ma'ruf mengatakan, untuk ibadah sholat lima waktu penentuannya akan tetap tergantung pada kondisi matahari. Ia menjelaskan, dari tiga wilayah -- Barat, Tengah dan Timur -- akan tetap mempunyai jadwal yang tidak serempak. ''Sekarang saja berbeda. Bahkan kita yang sama-sama di Indonesia barat saja sekarang ini masih ada selisih waktu untuk sholat-nya.''
Hal yang sama juga akan terjadi di saat melakukan ibadah puasa. ''Tinggal melihat terbenamnya matahari saja,'' ujarnya.
Saat ditanya apakah penyatuan tiga zona waktu ini akan memberikan manfaat ? Ma'ruf menjawab,''Kita belum melakukan kajian apakah positif atau tidak. Saya tidak tahu keinginan pemerintah itu seperti apa. Tetapi yang pasti pengaruhnya pada waktu sholat tidak akan ada masalah.''