REPUBLIKA.CO.ID, Majelis Rendah Mesir dengan suara bulat menyetujui sebuah dokumen yang menyatakan bahwa Israel adalah musuh nomor satu Mesir. Selain itu, Majleis Rendah juga menyerukan pengusiran duta besar Israel dan penghentian ekspor gas ke rezim Zionis.
Pada Senin (12/3), anggota parlemen Mesir memberikan suara dengan mengacungkan tangan terhadap sebuah dokumen, yang disusun oleh Komite Urusan Arab Majelis Rakyat.
"Revolusi Mesir tidak akan pernah menjadi teman, mitra atau sekutu bagi entitas Zionis, yang kita anggap sebagai musuh nomor satu bangsa Mesir dan Arab," kata dokumen itu.
Ditambahkannya, deklarasi ini menyatakan entitas Zionis sebagai musuh dan pemerintah Mesir diminta untuk meninjau semua hubungan dan kesepakatan dengan musuh tersebut.
Pada 1979, Mesir menjadi negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel. Mesir juga harus memasok gas ke Israel sebagai bentuk implementasi butir-butir ekonomi dari perjanjian perdamaian yang disponsori AS.
Menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Synovate, setelah tumbangnya rezim Hosni Mubarak, mayoritas rakyat Mesir menentang ketentuan kesepakatan ekspor gas negara itu kepada Israel.
Dalam jajak pendapat itu, 73 persen responden mengatakan mereka menentang ekspor gas ke Israel. Hanya sembilan persen menyatakan bahwa mereka menyetujui kebijakan itu, dan 12 persen tidak memiliki pendapat atau abstein.
Masalah memasok gas ke Israel selalu menjadi topik perdebatan di Mesir. Revolusi Mesir pada tahun lalu telah mengubah cara pandang rakyat Mesir terhadap Israel dan melihat Zionis sebagai musuh yang menggerogoti Mesir selama ini.