REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Ketua Hamas Gaza, Ismail Haniya, Selasa (14/3) mengecam sikap Amerika Serikat (AS) terhadap eskalasi permusuhan antara Israel dan kelompok pejuang yang berbasis di Gaza.
Haniya meminta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, untuk mengunjungi Gaza "dan melihat dari dekat mengenai tingkat kejahatan Israel" di Jalur Gaza, dan menambahkan bahwa Washington "harus berhenti mencela hak rakyat Palestina untuk membela diri."
Pada Senin, Clinton mengecam serangan roket yang diluncurkan dari Gaza terhadap Israel pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, dan mengatakan "biarkan saya ... mengutuk dengan nada yang paling keras atas serangan roket dari Gaza oleh teroris ke Israel selatan."
Haniya menyampaikan komentar itu saat ia berkeliling rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza, mengunjungi para korban luka serangan udara tentara Israel.
Pertempuran terakhir dimulai pada Jumat ketika pesawat terbang Israel membunuh pemimpin Komite Perlawanan Rakyat Palestina (RRC) dan asistennya, yang katanya sedang merencanakan serangan di perbatasan negara Yahudi itu.
Serangan itu memicu serangan-serangan roket balasan dari para pejuang Palestina, yang Israel tanggapi dengan serangan udara terus-menerus.
Konflik tersebut telah merenggut nyawa 25 warga Palestina, sebelum gencatan senjata terbaru yang ditengahi oleh Mesir menjadi efektif pada Selasa sebelumnya.
Perundingan Palestina-Israel terkatung-katung setelah beberapa kali gagal karena Israel tak mau menghentikan pembangunan permukiman di tanah Palestina yang mereka duduki sejak Perang 1967.
Palestina menyatakan bersedia melanjutkan kembali perundingan dengan Israel dengan syarat negara Yahudi itu menghentikan pembangunan permukimannya di tanah Palestina yang mereka duduki.