REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Suporter Surabaya (Bonek) bersikukuh bahwa kematian 5 rekannya akibat unsur kesengajaan dari suporter lawan dan bukan murni kecelakaan. Pernyataan itu diungkapkan Tim Pencari Fakta (TPF) setelah mengumpulkan dan menggali data dari para saksi. Hal itu pun dituangkan melalui aksi unjuk rasa yang digelar di depan Gedung Grahadi, Rabu (14/3).
Andi Pecik, Kordinator aksi yang juga menjadi ketua TPF menjelaskan, pihaknya sudah menggali informasi dari 6 saksi yang saat itu berada persis di belakang para korban. "Berdasarkan keterangan, ada serangan berupa pelemparan benda keras dan berapi kepada Bonek saat melintas di persawahan sebelum stadion Surajaya. Mereka (suporter lawan) mengumpat di sawah dan pipa-pipa besar," ungkapnya.
Yang lebih ironis, tambahnya, lintangan kabel yang menyebabkan 2 diantara 5 Bonek tewas diduga ada unsur kesengajaan dari pihak lawan yang membuat kabel itu menjadi lebih rendah dari posisi awalnya. Dugaan itu didapatnya setelah mendapatkan pernyataan dari salah satu saksi mata yang seringkali melintas dan paham medan jalur tersebut dengan menumpang atap kereta barang.
"Menurut saksi mata, kabel itu posisinya miring sehingga lebih rendah. Padahal biasanya agak tinggi dan sejajar. Ada kemungkinan tiang penyangga kabel didorong untuk mencelakakan kami," bebernya.
Untuk itu, sekitar dua ratus Bonek yang tergabung dalam asosiasi suporter Surabaya melakukan aksi unjuk rasa menuntut agar Pihak Kepolisian terutama Polda Jatim dapat mengusut tuntas kasus tersebut. Bahkan, Kapolda Jatim Hadiatmoko diminta memecat Kapolres Lamongan AKBP Marsudiyanto yang tidak bisa menepati janjinya untuk mengamankan suporter Persebaya dari serangan LA Mania.
"Kematian rekan kami bukan karena kecelakaan tapi karena serangan. Kapolres Lamongan harus dipecat. Polisi harus bisa mengungkapkan fakta tanpa ada rekayasa," teriak Andi saat orasi. Dalam aksi itu, para Bonek juga membawa 5 replika nisan makam para korban. Bonek pun mengaku akan melakukan aksi dengan masa lebih besar ke Polda Jatim. Itu dilakukan untuk memprotes dan menjelaskan kronologis sebenarnya menurut TPF berdasarkan data dari para saksi.
"Kami juga tidak takut untuk melakukan persidangan, kami punya saksi kuat," ancam para Bonek.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Hilman Thayib sempat mengeluarkan pernyataan bahwa berdasarkan dugaan sementara, tewasnya 5 bonek murni karena kecelakaan akibat tersangkut lintasan kabel. "Mungkin mereka (korban) terlalu 'asik' perang batu, sehingga tidak melihat adanya lintasan kabel," jelas Hilman.
Hilman juga tidak mengingkari adanya aksi lempar batu antar suporter, namun menurutnya aksi itu terlebih dahulu dilakukan Bonek dengan melempari rumah warga. Kasus ini pun kini sudah diambil alih Polda Jatim dan sedang dalam penelurusan.