REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia, kemarin, mengatakan telah menutup Kedutaan Besarnya di Damaskus dan memulangkan beberapa staf perwakilan sebagai bentuk protes atas tindakan keras yang dilakukan Suriah terhadap kelompok oposisi. "Italia hari ini menghentikan kegiatan kedutaan besarnya di Damaskus dan memulangkan beberapa personil," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, Rabu (14/3) seperti dilansir AFP.
"Mengingat kondisi keamanan yang serius, kami menegaskan kembali kecaman keras kami atas aksi penanganan keras yang tidak dapat diterima yang dilakukan oleh rezim Suriah terhadap warga negaranya, "katanya.
Kementerian itu mengatakan Italia akan "terus mendukung rakyat Suriah dan bekerja bersama mencari solusi damai atas krisis, untuk menjamin hak fundanental dan ambisi demokratis yang sah. "Kami sepenuhnya mendukung upaya utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan untuk menghentikan secara total segala aksi kekerasan dan memungkinkan akses atas pekerja kemanusiaan dan dimulainya dialog politik," kata pernyataan itu.
Mediator internasional Kofi Annan bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus selama akhir pekan dan mengusulkan proposal "konkret" tentang cara-cara untuk menghentikan krisis yang telah berlangsung selama 12 bulan dan menewaskan lebih dari 8.500 orang menurut aktivis.
Amnesti Internasional, Rabu, mengemukakan dugaan para pembangkan yang ditangkap rezim terancam mimpi buruk penyiksaan sistematis. Inggris, Perancis, Spanyol dan Amerika Serikat juga telah menutup Kedutaan Besar mereka di Damaskus sejak awal kekerasan terjadi.