Kamis 15 Mar 2012 07:04 WIB

Islam Tak Pernah Menjadi Musuh Budaya

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Guru besar hadis Institut Ilmu-Ilmu al Qur'an (IIQ) Jakarta, Ali Mustafa Yakub, menegaskan Islam tidak pernah memusuhi seni dan budaya yang berkembang di tengah masyarakat. Ia juga mengatakan bahwa seni seperti bernyanyi atau menari diperbolehkan dalam Islam selama tidak melanggar rambu-rambu yang diharamkan.

''Pada prinsipnya dalam hubungan muamalah, kegiatan seni itu diperbolehkan sepanjang tidak ada dalil yang melarangnya,'' kata Ali pada seminar bertajuk Seni Islam dan Kebutuhan Industri dari Masa ke Masa di Jakarta, Rabu (14/3).

Ali mengatakan, suara perempuan yang bernyanyi bukan bagian dari aurat. Pendapat itu didasari karena pada masa hidupnya nabi Muhammad pernah berbicara dengan wanita lain. ''Ini pendapat dari ulama yang kuat,'' katanya. ''Suara perempuan itu bukanlah aurat sehingga lelaki yang bukan mahromnya boleh saja mendengarkan.''

Rambu-rambu yang mengharamkan di dalam Islam itu, kata Ali, jika seorang wanita tampil di depan umum dengan menari berbusana yang melanggar aurat. Lalu tarian itu menjadi haram, kata imam besar masjid Istiqlal ini, jika dilakukan di hadapan lelaki yang bukan mahromnya. ''Beda halnya jika perempuan tanpa busana itu menari di depan lelaki yang menjadi mahromnya.''