REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Tentara AS yang membunuh 16 warga Afghanistan diterbangkan keluar dari Afghanistan menuju Kuwait pada Rabu (14/3). Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Afghanistan.
Militer AS mengatakan pemindahan tersebut tidak menutup kemungkinan tersangka diadili di Afghanistan. Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, mengatakan tersangka bisa dijatuhi hukuman berat jika terbukti bersalah. Sebelumnya, tentara itu ditahan di Kandahar.
Banyak kalangan mengkhawatirkan jika AS salah langkah dalam menangani kasus ini akan semakin memperburuk hubungan AS-Afghanistan. Sehari sebelum penembakan, kedua negara telah melakukan perjanjian mengenai kehadiran pasukan AS. Peristiwa penembakan yang terjadi membuat kesepakatan tersebut dipertanyakan.
Anggota parlemen Afghanistan menginginkan tentara tersebut diadili di Afghanistan. Mereka juga meminta Presiden Hamid Karzai menunda semua pembicaraan dengan AS sebelum tentara itu diadili. "Kami tidak memiliki fasilitas penahanan yang memadai di Afghanistan," ujar Juru Bicara Pentagon, Kapten AU John Kirby, Rabu (14/3).
Militer AS memiliki fasilitas penahanan tersebut di Kuwait. Fasilitas tersebut pernah digunakan tentara Bradley Manning yang dituduh membocorkan dokumen negara kepada Wikileaks.
Pengacara Militer AS, Michael Waddington, mengatakan keputusan pemindahan tentara itu bisa saja memperumit penindakan hukum. Hakim tidak akan bisa menggunakan keterangan saksi Afghanistan kecuali dilakukan pengecekan silang.
Menurut Waddington, keputusan itu sepertinya diambil demi alasan keamanan. "Keberadaannya di Afghanistan membuat dirinya dan pasukan yang lain dalam bahaya," kata dia.
Stabilitas keamanan di Afghanistan bergejolak pasca peristiwa tersebut. Seorang pria Afghanistan dengan sebuah mobil pick up tiba-tiba menerobos landasan udara saat Leon Panetta mendarat Rabu lalu di pangkalan Inggris di Provinsi Helmand.
Tidak ada yang terluka dalam peristiwa tersebut. Mobil tersebut jatuh ke lubang setelah melesat di landasan pacu. Kendaraan tersebut kemudian terbakar. Pengemudinya menderita luka bakar dan dilarikan ke rumah sakit. Belum jelas apa motif pria tersebut.
Panetta berkunjung ke Afghanistan tiga hari usai tragedi penembakan. Meskipun kunjungan Panetta telah direncanakan sebelumnya, kunjungannya ini sepertinya untuk memberi penjelasan kepada Afghanistan.