REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Seorang tokoh senior Hamas di Gaza, Mahmud Zahar, melawat ke Teheran untuk bertemu dengan para pejabat Iran, media lokal melaporkan pada Kamis (15/3). Kunjungan Zahar ke Teheran ini tidak lama setelah pejuang Palestina di Gaza dan Israel menyetujui gencatan senjata bersama. Gencatan bersama ini mengakhiri empat hari kekerasan antara kedua belah pihak.
Zahar, yang menjabat sebagai menteri luar negeri Hamas, bertemu pimpinan tertinggi, dewan keamanan nasional Iran, Saeed Jalili. Selain itu ia juga melakukan pembicaraan dengan pimpinan parlemen Iran, Ali Larijani, Rabu (14/3) malam, yang dilaporkan IRNA.
Jalili menegaskan dukungan Iran sangat kuat terhadap Hamas di Palestina. Sementara Zahar kembali menegaskan bahwa komitmen prinsip dan strategi perjuangan Islam Palestina tidak akan pernah berubah.
Bulan lalu pemimpin Hamas Ismail Haniyeh juga mengunjungi Teheran, tepatnya 11 Februari. Haniyeh bertemu Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam memperingati ulang tahun Revolusi Islam Iran.
Israel dan Amerika Serikat (AS) kemudian menuduh Hamas telah mendapatkan pasokan senjata dari Iran untuk menyerang Israel. Israel menuduh roket Iran digunakan untuk melancarkan serangan ke wilayahnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu mengistilahkan Gaza sebagai "halaman depan Iran," yang secara eksplisit menuduh Iran telah mempersenjatai Gaza. Israel juga menuduh Iran membiayai pelatihan para pejuang Palestina.
Namun seorang penasihat Hamas dari kementerian luar negeri, Ahmed Yussef, awal bulan ini mengatakan bahwa Iran tidak perlu membantu Hamas untuk menyerang Israel. "karena kami juga memiliki kemampuan militer yang memungkinkan untuk bertindak tanpa Iran," ungkap Yussef dalam AFP.