REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah bom meledak di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (15/3) sekitar pukul 12.00 WIB yang mengakibatkan tiga orang menderita luka berat. Menurut Mabes Polri, bom di Semarang merupakan bom rakitan dan berkekuatan low eksplosive.
"Jelas itu bom rakitan, sudah meledak meski tidak besar," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Polisi Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/3).
Saud memaparkan kejadian tersebut diawali dari adanya seseorang yang melemparkan bom rakitan berbentuk paralon di got dekat tong sampah sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Rabu (14/3) malam. Kemudian pada Kamis (15/3) pukul 08.00 WIB, Imam (I) menemukan bom paralon tersebut dan menyerahkannya kepada Dwi.
Sekitar pukul 12.00 WIB, Dwi dan dua orang temannya yaitu Santo dan Ngatmin mengutak-atik bom paralon itu dan terjadi ledakan. Tiga orang ini pun menderita luka berat dan dirujuk ke RS Karyadi, Semarang. Sedangkan Imam masih dilakukan pemeriksaan oleh penyidik tim Densus 88 dan Polda Jawa Tengah.
Saud mengatakan untuk sementara pihaknya menyatakan kasus ledakan bom ini hanya kasus pidana murni. Setelah ada yang ditetapkan sebagai tersangka, baru akan dilihat apa motifnya. "Densus 88 sudah turun untuk setiap kasus yang menonjol, apalagi terkait dengan bom," ujarnya.
"Saat ini I masih diperiksa dan belum dijadikan tersangka," tegas mantan Kepala Densus 88 ini.