REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Delegasi Hamas yang dipimpin Ketua Biro Politik, Khalid Misyal, bertemu dengan PM Turki, Recep Tayep Erdogan, Jumat (16/3) siang.
Dalam pertemuan tersebut, Misyal memaparkan perkembangan Palestina, persoalan rekonsiliasi dan agresi Israel ke Gaza baru-baru ini.
Anggota Biro Politik Hamas Izzat Rashiq mengungkapkan, Misyal menyampaikan terima kasih kepada Erdogan dan Turki atas dukungannya kepada rakyat Palestina, dan upaya mereka yang terus-menerus untuk mencabut blokade Gaza.
"Misyal juga menyampaikan apresiasi Hamas atas sikap Erdogan yang membantu rakyat Palestina, juga kepada Turki atas penerimaan dan perhatian mereka terhadap sejumlah eks tawanan Palestina," jelas Rashiq.
Kepada Erdogan, Misyal menjelaskan secara rinci persoalan rekonsiliasi nasional Palestina dan capaiannya sampai saat ini. Juga memaparkan serangan agresi Israel baru-baru ini ke Gaza. Serangan Israel ini, kata Misyal, tanpa sebab dan tanpa alasan.
"Penjajah Israel membuat alasan yang lemah untuk melancarkan agresinya ke Gaza. Penjajah Zionis berupaya menjadikan Gaza dan warganya sebagai ladang percobaan senjata dan anti rudal Iron Dome," kata Misyal sebagaimana dikutip Rashiq.
Rashiq menambahkan, Erdogan menyatakan akan terus berupaya memberikan dukungan dan mempublikasikan semua kejahatan Israel di forum internasional, supaya ada perhatian terhadap persoalan Palestina yang tertutupi akibat perkembangan dan revolusi di kawasan Arab.
Disebutkan juga bahwa Erdogan sangat bahagia dengan pertemuan tersebut. Ia mengutuk keras agresi Israel ke Gaza, dan mengingatkan agar faksi-faksi dan kekuatan Palestina untuk terus waspada akan serangan Israel. "Erdogan menyerukan untuk memperkecil kesempatan bagi Israel memancing Gaza dan Palestina ke medan perang. Beliau juga mendesak Fatah dan Hamas untuk segera menyelesaikan rekonsiliasi dan membentuk pemerintahan Palestina," kata Rashiq.
Delegasi Hamas yang berkunjung ke Turki terdiri dari sejumlah anggota Biro Politik seperti Dr Musa Abu Marzuq, Izzat Rashiq, Muhammad Nashr, Nizar Iwadullah dan Shalih Aruri. Selanjutnya, delegasi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmad Daud Oghlu, dan Kepala Intelijen Turki, Hakan Vidan.