REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj tidak yakin jika bom rakitan yang meledak di Semarang merupakan upaya pengalihan isu.
"Bom Semarang konon itu pengalihan isu, kalau iya keji banget. Tapi saya tak yakin," kata Said Aqil di sela seminar internasional bertema 'Peran Ulama Pesantren dalam Mengatasi Terorisme Global' di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (17/3) malam.
Said Aqil mengemukakan hal itu terkait peristiwa meledaknya bom pipa di Jalan Tamtama Barat IX, RT 8 RW 9, Kelurahan Jangli, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/3).
Harus diakui, kata Said Aqil, saat ini kelompok radikal masih ada di Indonesia dan selalu mencari kesempatan untuk melaksanakan aksinya. "Kebebasan yang ada di negara ini telah dimanfaatkan oleh kelompok keras," tukas dia.
Said Aqil berpendapat, sesungguhnya kelompok radikal tidak terlalu besar, namun mereka demonstratif sehingga tampak menonjol. "Mereka itu sangat kecil tapi demonstratif," imbuh dia.
Sebelumnya Ketua Badan Nasional Penanggangan Terorisme Ansyad Mbay juga membenarkan, kelompok radikal di Indonesia tidak terlalu besar. Dikatakannya, kelompok moderat jauh lebih besar, namun mereka tidak demonstratif meski perannya bagi negara dan bangsa ini sangat nyata.