Ahad 18 Mar 2012 14:21 WIB

Nelayan Soal BBM: Pemerintah Mana Tahu Kesulitan Kita

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Nelayan mengisi bahan bakar minyak (BBM) solar di atas kapal sebelum melaut di SPBU Pelabuhan Ikan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (29/2). (Republika/Wihdan Hidayat)
Nelayan mengisi bahan bakar minyak (BBM) solar di atas kapal sebelum melaut di SPBU Pelabuhan Ikan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (29/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, PLUIT - Menanggapi rencana kenaikan BBM, nelayan Jakarta Utara berkata hanya bisa pasrah. Meski kecewa, mereka mengaku tak mampu mengambil tindakan melawan rencana pemerintah tersebut.

Salah seorang nelayan di Muara Angke, Asim (42 tahun) mengatakan hanya bisa pasrah dan hanya bisa terus melaut. "Kita cuma bisa pasrah. Harga naik kita juga harus tetap melaut untuk penghidupan," ujarnya, Ahad (18/3).

Menurut dia yang mencemaskan para nelayan yakni jika bahan bakar solar tak tersedia. Bila itu terjadi, para nelayan secara tak langsung akan kehilangan mata pencahariannya. "Kalau naik, pemerintah harus mampu selalu menyediakan solar untuk kita," keluhnya.

Hingga Ahad ini, bahan bakar solar menurut para nelayan Angke masih tersedia. Mereka pun masih beraktivutas melaut seperti biasa. Apalagi cuaca terakhir menurut mereka juga membaik. "Sekarang kita lancar aja melaut. Cuaca juga jarang lagi berombak besar," ujar nelayan lain Rumin (29 tahun).

Menurut mereka, jika pemerintah tetap akan menaikkan BBM, maka para nelayan siap menaikkan harga ikan. "Kalau solar naik, mau gak mau, harga ikan dinaikkin. Kalau gak, nanti kita gak bisa berangkat," kata Asim.

Seorang nelayan lain, mengaku geram terhadap pemerintah yang berencana menaikkan harga BBM. "Yang diurus tuh korupsi. Bukan BBM," katanya kesal. "Nelayan sekarang susah. Pemerintah mana tahu kesulitan kita," ujar Yatno (19 tahun), nelayan lain. Meski demikian, mereka pun tak mampu berbuat apa-apa. Mereka enggan melakukan penolakan, karena lebih baik melaut saja, ujar Asim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement