REPUBLIKA.CO.ID, Selama satu dekade, ibu negara Suriah kelahiran Inggris ini dikenal berupaya meyakinkan dunia atas perannya sebagai penyeimbang Bashar al Assad. Bila suami memiliki insting otoriter, maka ia melembutkan sisi keras rezim dengan kegemarannya atas houte couture, teknik adibusana tingkat tinggi dan opini mengenai reformasi ekonomi.
Namun wajah itu sepertinya bakal berubah. Wanita bernama Asma Assad boleh mengklaim tengah berupaya membantu dan membuat nyaman para korban perang sipil. Faktanya, ketika militer di bawah kekuasaan suaminya terus membantai rakyat, ia mencurahkan energinya tidak untuk aksi dermawan, melainkan belanja.
Dalam surat-surat elektronik yang dibobol oleh para oposisi, wanita berusia 36 tahun, putri dari ahli kardiologi di London itu lebih tertarik untuk memiliki sepatu Christian Louboutin, barang-barang mewah yang tengah didiskon di pusat perbelanjaan tersohor London, Harrods, dan juga film Harry Potter. Tak ada tanda-tanda ia akan melakukan 'dialog' demi mengatasi konflik yang seharusnya juga menjadi tanggung jawabnya.
Lembar-lembar kuitansi mengalir tetap dari pembuat perabot di Chelsea dan toko desain interior di Paris. Kondisi itu membuat sosok Asma lebih dekat dengan spirit Imelda Marcos, ketimbang konselor bagi suaminya.
Ayah Asma, Dr Fawas Akhras, diduga telah menasihati putrinya bagaimana menghadapi media terkait dengan surat elektronik yang bocor tersebut. Namun berita itu belum bisa dikonfirmasi keabsahannya.
Asma Assad kini tinggal di apartemen kepresidenan tiga lantai di Damaskus. Berdasar pesan surat elektroniknya, wanita itu telah mengeluarkan ribuan dolar untuk belanja lewat internet ketika kekerasan dan pembunuhan brutal terjadi di Suriah.
Ia juga mendapat kabar bahwa pesannnya berupa empat kalung emas dan permata dari sebuah toko Paris bakal tertunda. Padahal mantan eksekutif Deutsche Bank lulusan ilmu komputer King College, London, itu dulu pernah berkomentar. "Saya tidak berguna bila diajak bicara mengenai perhiasan."
Pada November 2011, ia melakukan kontak dengan keponakan Perdana Menteri Libanon. Korespondensi itu awalnya diduga menyoal strategi penting Libanon untuk mengatasi ancaman terhadap pemerintahan suaminya. Namun, Asma justru meminta untuk dibawakan rilis DVD film Harry Potter terbaru seandainya ia berencana ke Damaskus.
Yang tidak ditemukan dalam email itu ialah percakapan langsung dengan Assad, yang mungkin tertantang bila ada desakan dari istrinya untuk menghentikan pertumpahan darah. Sebaliknya, ketika pembantaian berdarah dilakukan di bawah nama suaminya, ia malah terus menikmati kemewahan.
Namun paling tidak pernikahan mereka tak renggang seperti yang diberitakan media. Dalam satu surat elektronik dikirim pada Desember lalu, Asma menulis. "Jika kita kuat bersama-sama, kita akan bisa mengatasi ini bersama-sama...Saya mencintaimu.