REPUBLIKA.CO.ID, Sungguh gembira hati Ummu Habibah. Ia lalu berkata, "Allah memberimu kabar gembira dengan membawa kebaikan."
Abrahah lalu berkata, "Raja menyuruhmu menunjuk seorang wali yang hendak mengawinkanmu." Ummu Habibah lalu menunjuk Khalid bin Said bin Ash sebagai walinya.
Sebagai tanda syukur, Ummu Habibah memberi Abrahah dua gelang perak, gelang kaki, cincin perak yang dipakainya. Kabar pernikahannya dengan Rasulullah SAW merupakan pukulan telak bagi Abu Sufyan.
Ibnu Abbas meriwayatkan firman Allah, "Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka..." (QS. Al-Mumtahanah: 7). Ayat ini turun ketika Nabi SAW menikahi Ummu Habibah binti Abi Sufyan.
Setelah menjadi Ummul Mukminin, ia akhirnya berkumpul bersama Rasulullah SAW di Madinah. Suatu hari, sang ayah datang menemui Rasulullah SAW di Madinah, dengan tujuan untuk bernegosiasi, karena mendengar pasukan Muslim akan menyerang Makkah.
Keimanan Ummu Habibah kembali diuji. Sang ayah mencoba untuk memperalatnya. Namun, upaya itu tak berhasil. Ia lebih mencintai Allah SWT dan Rasulullah. Abu Sufyan pun merasa makin terpukul dan kembali ke Makkah dengan perasaan kecewa.
Hingga akhirnya, kaum Muslimin berhasil menguasai Makkah. Abu Sufyan merasa dirinya sudah terkepung puluhan ribu tentara. Rasulullah sangat kasihan dan mengajaknya memeluk Islam. Abu Sufyan menerina ajakan tersebut dan menyatakan keislamannya.
Rasulullah SAW pun berkata, "Barangsiapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, dia akan selamat. Barangsiapa yang menutup pintu rumahnya, dia pun akan selamat. Dan barangsiapa yang memasuki Masjidil Haram, dia akan selamat."
Inilah akhir penantian Ummu Habibah. Ia merasa bahagia, karena sang ayah telah memeluk Islam.