Ahad 18 Mar 2012 23:09 WIB

Konsolidasi Internal Demokrat, SBY Sindir Pers

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Hafidz Muftisany
Presiden SBY
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR  --  Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyindir pemberitaan media massa pada sambutannya jelang acara silaturahmi internal Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Ahad (18/3) malam. Pada acara sambutan yang dihadiri sejumlah petinggi media massa tersebut SBY menekankan banyak petinggi partainya yang tidak diberi ruang yang cukup di media massa.

Memang saya tahu banyak kader yang ingin membela rakyat 
tapi tidak pnya ruang yang cukup di media kita, teruslah berikhtiar. Karena 
pers yang sehat dan dinamis adalah pers yang adil dan berimbang untuk 
siappun. 

"Memang saya tahu banyak kader yang ingin membela rakyat tapi tidak punya ruang yang cukup di media kita. Teruslah berikhtiar. Karena pers yang sehat dan dinamis adalah pers yang adil dan berimbang untuk siapapun," kata SBY.

Sindiran tersebut datang di tengah banyaknya pemberitaan miring mengenai Partai Demokrat akhir-akhir ini. Beberapa di antaranya adalah persoalan hukum yang menjerat sejumlah kader Partai Demokrat seperti Angelina Sondakh. Selain itu adalah pemberitaan mengenai kenaikan BBM yang juga menyudutkan partai pemenang Pemilu 2009 tersebut.

Lebih lanjut SBY mengimbau supaya para kader tersebut tidak tinggal diam melihat fenomena tersebut. "Kita bersikap ksatria, mau mawas diri, dan tidak begitu saja menyalahkan pihak lain. Namun setelah itu semua kita lakukan kemudian partai kita masih terus diserang, dihantam, dan didiskriditkan secara berlebihan kita harus mengatakan itu keterlaluan. Enough is enough. Kita harus lakukan sesuatu secara cerdas dan benar untuk membela martabat dan kehormatan partai," katanya.

Acara silaturahmi internal Partai Demokrat malam ini berlangsung tertutup. Para wartawan hanya diperkenankan meliput hingga acara sambutan yang dibawakan SBY dan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement