Senin 19 Mar 2012 05:24 WIB

2.400 Pucuk Senpi Berkeliaran, Perampokan Merajalela

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Heri Ruslan
Senpi
Senpi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Masih ada sekitar 2.400 senjata api tersebar di mayarakat. Jumlah itu merupakan 40 persen dari total senjata api yang dipegang masyarakat umum. Keberadaan senjata api sebanyak itu di masyarakat berpotensi disalahgunakan sehingga dapat menghilangkan nyawa orang.

Penggunaan senjata api untuk bergabagi kejahatan memang sangat mengakhawatirkan. Memang Mabes Polri telah melakukan penarikan senjata berdasarkan surat keputusan Kapolri Nomor: III 7/8/2005 tentang penarikan semua senjata api yang dipegang oleh warga sipil.

Senpi yang menyebar di masyarakat dapat dimanfaatkan merampok minimarket dan kendaraan bermotor. Sepanjang dua pekan terakhir sekitar 20 minimarket jadi sasaran aksi pencurian dengan kekerasan.

Pelaku sengaja menyebarkan rasa takut demi memuluskan aksi kejahatannya. Tidak main-main, senpi itu bahkan tidak hanya sekedar ditembakkan, tetapi juga untuk membunuh orang. "Ini berbahaya," jelas Anggota Komisi III dari PKS, Abu Bakar al-Habsyi, saat dihubungi, Senin (19/3).

Yang teranyar adalah aksi pencurian kendaraan bermotor yang menyebabkan kameraman TVRI, Djule Elfano, meregang nyawa. Pria 47 tahun itu menghembuskan nafas terakhir di depan rumahnya di Villa Bintaro Indah, Jalan Kalimantan Blok. B4/2A, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu Siang. Perampok melepaskan timah panas karena terpergok saat hendak mengambil sepeda motor korban. Djule tewas dengan luka tembak di bagian dada sebelah kiri.

Kejadian berawal saat produser berita pagi TVRI itu akan mengeluarkan dua sepeda motornya. Namun saat dia akan mengambil sepeda motor yang kedua, tiba-tiba dia melihat motor yang sudah diparkir lebih dulu di luar sedang diutak-atik orang tak dikenal. Dia langsung berteriak. Ancaman pelaku pun tidak dipedulikan. Akhirnya Djule ditembak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement