Senin 19 Mar 2012 14:43 WIB

Joachim Gauck Presiden Jerman

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Taufik Rachman
Kanselir Jerman, Angela Merkel  dan mantan aktivis hak asasi Jerman Timur, Joachim Gauck yang diajukan Merkel menjadi Presiden Jerman
Kanselir Jerman, Angela Merkel dan mantan aktivis hak asasi Jerman Timur, Joachim Gauck yang diajukan Merkel menjadi Presiden Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Mantan aktivis prodemokrasi Jerman Timur Joachim Gauck menjadi presiden Jerman, Ahad (18/3). Gauck terpilih setelah mayoritas suara parlemen memilihnya.

Gauck menggantikan pendahulunya Christian Wulff. Bulan lalu, Wulff mengundurkan diri karena skandal korupsi.

Dari 1.232 surat suara, ia mendapatkan 991 suara. Kandidat dari partai kiri Beate Klarsfeld mengumpulkan 126 suara. Kandidat partai kanan NPD Olaf Rose hanya mampu mendapatkan tiga suara dan 108 lainnya abstain.

Gauck (72 tahun) pernah menentang rezim komunis. Ia kemudian menjadi kepala instansi federal yang mengawasi dokumen intelijen domestik setelah reunifikasi Jerman pada 1990.

Peran presiden di Jerman hanyalah peran seremonial. Meskipun memiliki kekuasaan eksekutif yang terbatas tetapi dianggap sebagai otoritas moral yang penting.

Secara politis, posisi Gauck tidak menimbulkan ancaman bagi pemerintahan Kanselir Angela Merkel. Kendati demikian, otoritas moralnya, kebebasan berpikir dan kurangnya afiliasi partai bisa membuatnya kesulitan mengatasi krisis ekonomi Eropa.

"Saya menerima tugas ini. Saya akan melakukannya dengan rasa terima kasih yang tak terbatas," ujar Gauck di depan parlemen.

Ia menambahkan, dirinya merasa senang dapat berpartisipasi dalam masyarakat demokratis selama 20 tahun terakhir. Ia mengatakan dirinya tidak akan mampu memenuhi semua keinginan.

Namun, ia menjanjikan satu hal. Ia akan melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya dengan sepenuh hati.

Gauck, yang tidak memiliki afiliasi politik, memenangkan dukungan luas dari partai-partai utama Jerman. Ketika ia dinominasikan, Merkel menggambarkan Gauck sebagai 'guru sejati demokrasi'.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement