Senin 19 Mar 2012 15:51 WIB

Bantah Nazaruddin, Kubu Anas Hadirkan Saksi

Anas Urbaningrum
Foto: Republika/Edwin
Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kubu Anas Urbaningrum siap menghadirkan saksi untuk melawan keterangan terdakwa kasus suap Wisma Atlet Palembang, Muhammad Nazaruddin, di pengadilan Tipikor Jakarta. "Kami ingin persidangan kasus Wisma Atlet berjalan secara 'fair', berimbang dan sesuai fakta-fakta hukum. Jangan menyembunyikan hal-hal yang salah," kata anggota Tim Ahli Anas Urbaningrum, Adi Ferdia, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (19/3).

Tim Ahli Anas mengundang teman dekat Nazaruddin, Tridianto yang kini menjabat Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap. Tridianto diminta memberikan keterangan seputar kegiatan Nazaruddin sebelum menjadi terdakwa kasus Wisma Atlet tersebut.

"Tidak banyak orang tahu keseharian Nazaruddin. Oleh karena itu ,kami mengundang Tridianto untuk meluruskan beberapa hal sehingga masyarakat tahu apa yang terjadi di Grup Permai," kata Adi.

Dalam kesempatan yang sama, Tridianto mengatakan dirinya mengenal dekat Nazaruddin sebelum Kongres II Partai Demokrat, sekitar awal tahun 2010. "Nazarudin dari awal kenal dengan saya juga sudah banyak sekali kebohongan," kata Tridianto.

Tridianto menyebutkan Nazaruddin pernah mengatakan punya beberapa ratus hektare perkebunan kelapa sawit di Riau dilengkapi dengan helikopter untuk memantau perkebunan, namun ternyata tidak terbukti ada. Nazaruddin pernah juga membantah jika pernah mengenal Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang.

Namun, Tridianto membantah pernyataan tersebut. "Setiap dia ingin bertemu dengan Rosalina, saya disuruh keluar dari mobil dan kemudian Rosa masuk ke mobil," kata Tridianto.

Tridianto mengaku selama setahun lebih bekerja di Tower Permai, namun bukan sebagai staf tapi teman Nazaruddin. "Selama satu tahun lebih di Tower Permai bukan sebagai staf tapi sebagai teman, disuruh mengawasi proyek batubara. Saya mempunyai ruangan di lantai, 4 . Jadi saya tahu," kata Tridianto.

Tridianto juga mengatakan, Nazaruddin sering membawa nama-nama kader Demokrat seperti Anas Urbaningrum dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mencari proyek dan dana.

Tridianto juga membantah bahwa kemenangan Anas Urbaningrum dalam Kongres Partai Demokrat karena praktik suap. "Tidak ada politik uang di kongres. Yang ada semua kandidat memberi (uang,red) transport dan akomodasi," kata Tridianto yang juga merupakan seorang pengusaha tersebut.

Dirinya bahkan mengaku mengeluarkan dana pribadi sekitar Rp700 juta untuk membantu pemenangan Anas di Jawa Tengah dengan membina 22 kabupaten. Tridianto tidak membenarkan sejumlah keterangan saksi di persidangan Nazaruddin yang mengatakan bahwa Anas merupakan pemilik Grup Permai dan sering hadir di Grup Permai untuk memimpin rapat.

"Faktanya tidak seperti itu," kata Tridianto. Menurut Tridianto, saksi seperti, Rosa, dan Yulianis merupakan anak buah Nazaruddin yang justru memberikan keterangan yang meringankan atasannya tersebut.

Sampai saat ini memang belum ada panggilan bagi Tridianto untuk menjadi saksi di persidangan kasus suap Wisma Atlet, namun dirinya menyatakan siap jika sewaktu-waktu dipanggil sebagai saksi. "Saya siap untuk menjadi saksi. Saya akan menjawab apa yang saya tahu. Saya juga siap disumpah pocong, jadi pertanggunjawaban saya adalah di dunia dan akhirat," kata Tridianto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement